Network
PR DEPOK - Mantan Menteri Kehutanan, MS Kaban baru-baru ini memberikan kritik terhadap penindakan korupsi di masa pemerintahan Presiden Jokowi saat ini.
Mulanya, MS Kaban menilai cukup mudah untuk membuat Indonesia menjadi negara yang bersih dari tindakan korupsi.
MS Kaban lantas menjadikan negara Korea Selatan (Korsel) sebagai contoh, di mana penindakan korupsi dilakukan secara ketat tanpa pandang bulu.
Baca Juga: Berikut 9 Ciri Orang yang Tidak Boleh Divaksin Covid-19 atau Ditunda Pelaksanaanya
Menurutnya, setingkat presiden saja di negara tersebut apabila kedapatan melakukan korupsi, maka tak segan untuk diadili dan dipecat.
"Indonesia ingin jd clean corruption gampang. Lihat korsel Presiden terindikasi korup pecat di adili," ucap MS Kaban seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @MSKaban3 pada Jumat, 18 Juni 2021.
Kemudian, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Ummat tersebut juga berpendapat bahwa strategi uang besar dan orang besar sebenarnya tak berjalan dengan baik.
Baca Juga: Sedang Memiliki Pinjaman atau KUR dari Bank Bisa Daftar BPUM 2021? Simak Penjelasannya Berikut ini
Sedangkan di Korsel sendiri, lanjut dia, telah ada tiga presiden yang dihukum tegas dengan hukuman penjara akibat melakukan tindak korupsi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa negeri Ginseng itu memang sungguh-sungguh dalam memberantas tindak korupsi.
"Strategy uang besar dan orang besar yg selama ini berjalan berjalan tidak ampuh. Korea selatan penjarakan 3 Presiden utk berantas korupsi," ucapnya.
Baca Juga: Bak ‘Sudah Jatuh Tertimpa Tangga’, BCL Hadapi Tudingan Buat Citra Buruk Bali karena Positif Covid-19
Seolah membandingkan, MS Kaban pun langsung membahas indeks korupsi di Indonesia, yang menurutnya meningkat sejak era Presiden Jokowi.
"Sejak Jkwi presiden indeks korupsi RI meningkat," ujar MS Kaban mengakhiri cuitannya.
Sebagai informasi, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia sendiri pada 2020 lalu menurun dari tahun 2019.
Dari data yang dikeluarkan oleh Organisasi Transparency International tersebut, peringkat Indonesia turun drastis ke posisi 102 dari 180 negara yang disurvei.
Padahal pada tahun sebelumnya di 2019, Indeks Persepsi Indonesia berada pada skor 40 dengan peringkat ke 85.***
