Tugu Sawangan, Simbol Perjuangan Rakyat Depok Tempo Dulu

- 4 Februari 2020, 11:57 WIB
TUGU Sawangan Depok.*
TUGU Sawangan Depok.* /Foto Istimewa PR

PIKIRAN RAKYAT - Menelusuri dan merawat ingatan perjuangan lewat Tugu Batu Sawangan, bahwa rakyat Depok dahulu, hadir dalam perlawanan terhadap Belanda.

Sebuah tugu batu berwarna hitam yang terletak di tepi Jalan Muctar Raya, Kota Depok itu menyimpan sejarah panjang tentang perang masa silam melawan penjajahan Belanda.

Tugu yang dinamakan Tugu Batu Sawangan adalah sebuah simbol yang dibangun untuk mengenang jasa-jasa tentara Sawangan.

Seperti diberitakan sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com pada 2 September 2018, tugu tersebut terdapat sebuah tulisan tantang perjuangan merebut kemerdekaan pada tahun 1947.

Baca Juga: Seruan Stop Provokasi dari Ulama Indonesia Gencar Dilakukan, Pasca Perusakan Musala di Minahasa Utara 

"Di sini tertera NICA (Belanda) pada bulan November 1945 pernah dihancurkan oleh TKR para pemuda pejuang berserta rakyat wilayah Sawangan dalam perang kemerdekaan", demikian tulisannya.

Tugu Sawangan diresmikan pada 29 Desember 1979 oleh Bupati Bogor, H Ayip Rughby. Pada saat itu Kota Depok masih masuk dalam bagian Kabupaten Bogor.

Dari sumber yang didapat, informasi mengenai Tugu Sawangan berhasil didapatkan dari seorang saksi sejarah perjuangan warga Sawangan.

Ia adalah Ri'an bin Ri'an yang bisa dibilang tokoh paling tua di sana karena sudah berumur 86 tahun pada 2018 silam.

Baca Juga: Tiga Hari Pencarian Bocah Tenggelam di Sungai Pesanggrahan Belum Ada Hasil, Cuaca Jadi Kendala  

Ri'an kemudian mulai becerita tentang kronologi perlawanan rakyat Depok. Seperti suara bredelan senapan yang membangunkan para warga di pagi hari.

"Belanda datang dari arah Depok," katanya.

Ia yang baru berusia 13 tahun ketika mendengar suara bising senapa api merasa ketakutan. Ia menuturkan bahwa warga Sawangan memilih bersembunyi daripada menjadi sasaran peluru para kompeni itu.

Menurutnya, para serdadu Belanda melakukan pengawalan pembangunan akses Depok menuju Sawangan. Ri'an mengaku tidak tahu pasti berapa kekuatan Tentara Keamanan Rakyat dan para tentara Belanda yang terkena sergapan.

Baca Juga: Sikapi Pembatasan Penerbangan Akibat Virus Corona, Pemprov Bali Minta Wisatawan Tiongkok di Bali Melapor 

Akhirnya, para tentara Belanda merasa terdesak dan sempat meminta bantuan ke markasnya di Depok.

Setelah bantuan datang, Belanda semakin gencar dan TKR memilih untuk mundur dari serangan. Belanda masuk ke perkampungan-perkampung di Sawangan untuk mencari para TKR yang mundur.

Pertumpahan darah yang banyak terjadi di sana. Selain itu ada kejadian seekor kerbau milik warga yang juga ikut terkena peluru saat perang.

"kerbau dipotong," ucapnya. Kemudian kerbau itu dipotong lalu dibagikan kepada warga.

Baca Juga: Hati-hati untuk Para Orang Tua, Peredaran Sabu Cair kini ada di Mainan Anak-anak 

Ri'an juga menilai bahwa Belanda bukan sekadar ingin menguasai daerah Sawangan. Diduga, Belanda berusaha untuk mengambil alih aset-aset perkebunan karet yang banyak dibudidayakan di sana.

Apalagi semenjak Jepang bertekuk lutut kepada sekutu saat tragedi bom Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945.

Pabrik karet yang berlokasi tidak jauh dari Tugu Sawangan beralih tangan kepada masyarakat dan telah melakukan jual beli hasil perkebunan tersebut.

Pria yang sudah jompo ini, sembari mengingat-ingat kejadian dulu, dia berkata bahwa pemilik pabrik karet itu berasal dari Belgia, ia menyebutnya dengan nama tuan Baron.

Baca Juga: Cegah Penularan Penyakit DBD di Depok, Puskesmas Cilodong Galakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk 

Sisa peninggalan pabrik karet itu, kini masih berdiri di tepi Jalan H Sulaiman, Kampung Bedahan, Kecamatan Sawangan. Peninggalan itu berupa gentong raksasa.

"Dulu tempat penampungan air untuk pabrik karet," kata Andi, 37 tahun, warga Bedahan.

Penelusuran lebih lanjut dengan mencari dan memeriksa sejumlah koran-koran berbahasa Belanda saat awal revolusi melalui laman delpher.nl.

Satu berita singkat dari Nederlandsche Dagbladpers menuliskan peristiwa yang diduga merupakan peristiwa penyerangan itu.

Baca Juga: Tik Tok yang Dulu Bukanlah yang Sekarang, Dulu Dibenci Sekarang Digilai 

Tetapi koran tersebut menyebut tentara yang diserang berasal dari Inggris.

"Pasukan Inggris berpatroli di sekitar Sawangan dan diserang oleh gerombolan sekitar 50 teroris, bersenjata senapa mesin dan granat tangan. Seorang pria terluka di pihak Inggris," tulis Nederlandsche Dagbladpers.

Koran tersebut mempublikasikan tulisannya pada 5 April 1946. Nederlandsche Dagbladpers tak merinci kapan peristiwa itu terjadi dan lokasi tepatnya. Sementara tuan pemilik pabrik karet Sawangan muncul pada Bataviaasch Nieuwsblad dalam terbitan 23 Juni 1937.

Koran itu menyebut Baron de Crombrugghe de Looringhe sebagai admistrator tanah Sawangan Depok.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x