Tanggapi Terhambatnya Bansos, DKR: Segera Turunkan sebelum Warga Depok Mati Kelaparan

- 22 April 2020, 13:36 WIB
DEWAN Kesehatan Rakyat Depok mendesak Mohammad Idris lindungi pasien virus corona.*
DEWAN Kesehatan Rakyat Depok mendesak Mohammad Idris lindungi pasien virus corona.* /Amir Faisol/PR

PIKIRAN RAKYAT - Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) meminta bantuan sosial bencana COVID-19 segera diturunkan sebelum warga Kota Depok meninggal dalam keadaan lapar seperti yang sudah terjadi di Provinsi Banten.

Ketua DKR, Roy Pangharapan menilai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bukan hanya tentang masalah pembatasan jalan raya.

Di luar itu, ada hal lain yang bersifat mendesak seperti penyaluran batuan dana sosial bencana COVID-19.

Sementara itu saat ini sudah ada kasus yang meninggal karena kelaparan, dua hari tidak bisa makan di Banten karena tidak terdaftar sebagai orang yang membutuhkan bantuan.

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Rebahan Sambil Lakukan 5 Gerakan Yoga Berikut 

Fenomena ini harus menjadi pembelajaran yang sangat besar dan perlu diantisipasi oleh Pemerintah Kota Depok agar tidak terjadi di Kota Belimbing ini.

"Sejak diberlakukannya PSBB di Kota Depok, Rabu 15 April yang lalu, yang dirasakan baru sebatas urusan di jalan raya saja," kata Roy Pangharapan kepada Pikiranrakyat-depok.com pada Rabu, 22 April 2020.

"Padahal mestinya di dalam PSBB juga ada tanggung jawab pemerintah untuk memastikan rakyatnya menerima Bansos dan bisa makan pada saat tidak bisa bekerja karena PSBB," katanya.

Dalam pandangannya, Roy menyampaikan bahwa PSBB merupakan metode untuk mencegah penularan pandemi virus corona.

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Nostalgia Bareng 5 Makanan Khas Ramadhan 

Caranya semua disiplin tinggal di rumah. Tapi harus pastikan rakyat tidak mati kelaparan dengan membagikan bansos tepat sasaran.

"Rakyat sudah disiplin. Tapi sebulan lebih gak kerja tapi gak dapat bansos. Akhirnya mereka nekat keluar rumah kerja cari makan. Kalau memilih disipin maka mati kelaparan seperti di Banten," kata dia.

Oleh karena itu, kata dia untuk memastikan rakyat disiplin, pemerintah juga bersamaan membagikan bansos bagi warga yang benar-benar membutuhkan.

"Kejadian di Banten tidak terjadi (boleh) lagi (terjadi), khususnya di Depok," ujarnya.

Warga Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Banten, bernama Yulie Nuramelia (43) meninggal dunia setelah dikabarkan dua hari kelaparan.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Anies Baswedan Asyik Bermain Bola Saat Pandemi, Simak Faktanya 

Yuli dan keluarganya yang bertahan hidup hanya dengan meminum air galon isi ulang semenjak merebaknya virus Corona Covid-19 di Indonesia.

Yuli meninggal dunia pada Senin, 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 WIB. Dia meninggalkan empat orang anak dan seorang suami, bahkan ada satu anaknya yang masih bayi.

Empat orang anak-anaknya juga harus menahan lapar selama dua hari dengan meminum air galon isi ulang lantaran suaminya Mohamad Holik (49) yang sehari-harinya menjadi pemungut barang rongsok tidak bisa mendapatkan penghasilan karena lapak pembeli barang bekasnya tutup.

Begitupun anak sulungnya yang biasa bekerja sebagai buruh tidak bisa menambah penghasilan bagi kedua orangtuanya, karena tempat dia bekerja tutup semenjak pandemi virus corona merebak.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah