Edhy Prabowo Terjerat Kasus Suap Izin Ekspor Benih Lobster, Peneliti ICW Singgung Nama Joko Widodo

27 November 2020, 07:00 WIB
Presiden Joko Widodo menuruni tangga pesawat kepresidenan saat tiba di Bandara Udara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis 22 Oktober 2020. /ANTARA FOTO/Jojon./

PR DEPOK - Salah satu menteri di kabinet kerja Presiden Joko Widodo baru-baru saja ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Satu menteri tersebut ialah Edhy Prabowo yang ditangkap KPK setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Rabu 25 November 2020 dini hari.

Terbaru, Edhy Prabowo kini telah berstatus sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait izin ekspor benih lobster.

Baca Juga: Sempat Hilang Saat Penangkapan Edhy Prabowo, Stafsus Menteri KKP Akhirnya Serahkan Diri ke KPK

Sejak kabar itu beredar luas di media massa, tak sedikit pihak memberikan tanggapannya. Salah satunya datang dari peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW), Tama S. Langkun.

Tanggapan tersebut diungkapkan Tama ketika menjadi narasumber pada acara Mata Najwa pada Rabu, 25 November 2020.

Tama menjelaskan bahwa apabila salah satu menteri terjerumus dalam sebuah kasus, hal tersebut harus menjadi pelajaran bagi Joko Widodo.

Baca Juga: Usut Dugaan Korupsi PT Asuransi Jasindo, KPK Panggil 4 Saksi untuk Penyidikan

Adapun pelajaran yang dimaksud Tama adalah ketika Joko Widodo memilih anggota kabinet kerja selama menjabat ke depannya.

"Ini harusnya jadi kritik buat Pak Joko Widodo, artinya ketika ada menteri yang terperangkap, ini berarti apa?," kata Tama, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada tayangan yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis 26 November 2020.

Berangkat dari kasus Edhy Prabowo, Tama mengatakan hal tersebut membuat Joko Widodo perlu dikritisi dalam menentukan menteri di kabinet kerjanya.

Baca Juga: Tersangka Penerima Suap Edhy Prabowo Jalani Isolasi Mandiri Selama 14 Hari di Rutan KPK

"Jangan sampai memberikan ruang sama orang-orang yang kemudian memiliki kesempatan melakukan korupsi, tindakan korupsi," ujarnya.

Lebih lanjut, Tama menambahkan, "Pak Joko Widodo harus lebih hati-hati dalam memilih orang yang akan digandengnya."

Pasalnya, menurut Tama, apabila pilihan mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak tepat maka hal tersebut bakal timbulkan risiko untuk masa yang akan datang.

Baca Juga: Diduga karena Masalah Rumah Tangga, Seorang Suami Tikam Istrinya 13 Kali Saat Sedang Salat Tahajud

"Jangan sampai kemudian memberi ruang sama orang-orang yang kemudian memiliki buat melakukan korupsi, jangan kemudian malah dibebankan pada Pak Joko Widodo," ucapnya menambahkan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube

Terkini

Terpopuler