Tanggapi Aksi Terorisme di Sigi Terduga oleh MIT, DPR: Jangan Dikaitkan dengan Sentimen Agama

1 Desember 2020, 13:56 WIB
Anggota Komisi III DPR RI, Cucun Ahmad Sjamsurijal. /Dok. DPR RI./

PR DEPOK – Anggota Komisi III DPR RI, Cucun Ahmad Sjamsurijal meminta agar kasus pembunuhan satu keluarga yang diduga dilakukan kelompok MIT yang dipimpin Ali Kalora di Sigi, Sulawesi Tengah, tidak dikaitkan dengan sentimen agama.

Ia berharap pemerintah dapat bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, tokoh masyarakat, pemuka agama, pemangku adat, dan para awak media untuk mengampayekan sikap moderasi dalam beragama.

Cucun menuturkan, para pemeluk agama diharap bisa memiliki sikap dan pandangan yang tidak berlebihan, tidak ekstrem dan tidak radikal.

Baca Juga: Khawatir Soal Kondisi DKI Usai Anies Positif Covid-19, Ferdinand: Ada Gubernur Saja Jakarta Ruwet!

Selain itu juga dapat memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku kekerasan.

Menurutnya, kasus pembunuhan sekeluarga tersebut menjadi bukti kalau bibit terorisme atas nama agama masih ada.

Fakta tersebut harus disikapi secara serius oleh setiap pemangku kepentingan untuk tidak membiarkan bibit terorisme berkembang dengan terus memoderasi cara beragama.

“Kami mengutuk aksi kejam Ali Kalora cs di Sigi. Kami meminta semua kalangan tidak lengah karena kelompok radikalis dan teroris masih ada di sekitar kita,” kata Cucun, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman resmi DPR RI.

Baca Juga: Kebijakannya Dinilai Keliru, DPR Desak Pemerintah Batalkan Penerbitan Calling Visa bagi Israel

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga mendesak agar pemerintah terus berkampanye pentingnya moderasi cara beragama dari tingkatan paling kecil yakni keluarga.

Cucun menyebutkan bahwa tindakan Ali Kalora cs dengan membunuh empat orang yang masih satu keluarga jelas tidak dibenarkan, terlebih lagi apabila latar belakang pembunuhan tersebut atas nama perbedaan agama.

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu menilai, tindakan Ali Kalora jelas aksi terorisme yang bertujuan memunculkan ketakutan di kalangan masyarakat.

“Jelas tindakan Ali Kalora cs bertentangan dengan ajaran agama Islam, maka perilaku itu jelas tidak pernah dibenarkan di hadapan hukum positif maupun hukum Islam itu sendiri,” ucapnya.

Baca Juga: PA 212 Sebut Jutaan Umat Akan Kawal HRS ke PMJ, Polri: Negara Tidak Boleh Kalah dengan Premanisme

Ketua Fraksi PKB itu mengapresiasi langkah TNI dan Polri yang bergerak cepat menyikapi kasus tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima, saat ini Polri terus menambah jumlah posko pengamanan di sekitar wilayah pembantaian empat warga di Sigi.

Selain itu, Panglima TNI juga telah membentuk pasukan khusus untuk membantu Polri guna menangkap gerombolan Ali Kalora.

“Memang harus diakui medan di sana berat. Gerombolan ini memanfaatkan lebatnya hutan dan sulitnya medan pegunungan untuk bersembunyi,” kata Cucun.

Baca Juga: PKS Rilis Logo Terbaru, Sindiran Fahri Hamzah: Supaya Tidak Bayar Utang, Ampun Deh Kasian Kader

Ia menjelaskan, kelompok tersebut juga disiplin untuk tidak menggunakan alat komunikasi sehingga menyulitkan pelacakan.

“Akan tetapi, kami yakin TNI/Polri punya kemampuan memadai untuk mengejar dan membasmi kelompok ini,” ujarnya.

Ia menyebutkan, dengan peristiwa ini menjadi pengingat jika bibit terorisme masih ada di Indonesia.

Cucun berharap pemerintah terus maju dalam upaya penanggulangan bibit terorisme tersebut.

Baca Juga: Siap-siap Warga di Daerah Berikut Ini, PLN Lakukan Pemadaman Listrik Selasa, 1 Desember 2020

Menurutnya, pemerintah harus bisa bergandeng tangan dengan pemuka agama, ormas, hingga lembaga pendidikan berbasis agama untuk mengkampanyekan bahaya radikalisme.

“Radikalisme dan terorisme selalu berawal dari cara pandang intoleran yang biasanya muncul dari cara beragama yang sempit dan jumud,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah terus melakukan kampanye moderasi cara beragama di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang memang secara sunnatullah beragam.

Politisi PKB tersebut menilai keluarga mempunyai peran penting dalam menanamkan cara-cara beragama yang moderat.

Baca Juga: Tekan Klaster Baru Covid-19 Saat Banjir, Luhut B Pandjaitan Tegaskan Akan Terapkan Taktik Militer

Menurut penilaiannya, pemerintah harus menggandeng keluarga sebagai unit terkecil masyarakat untuk bersama-sama mengkampanyekan cara beragama yang moderat bagi anak-anak dan remaja di Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa para radikalis selalu menyasar anak-anak muda untuk diracuni pemikirannya dengan bibit-bibit radikalisme.

“Maka keluarga harus menjadi benteng pertama agar anak muda di Indonesia waspada terhadap bahaya pemikiran radikal utamanya yang mengatasnamakan agama,” kata Cucun.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: DPR RI

Tags

Terkini

Terpopuler