Mahfud MD Sebut Fenomena Habib Rizieq Dipicu Melemahnya Peran Nahi Munkar Ormas dan Parpol Islam

13 Desember 2020, 17:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. /Instagram/@mohmahfudmd

PR DEPOK – Kepulangan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pada November 2020 lalu, membawa semangat yang cukup antusias bagi para pendukungnya.

Bahkan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyampaikan, fenomena ini memberikan sebuah anggapan bahwa sebagian masyarakat membutuh kepemimpinan informal yang kharismatis karena ada kekosongan kepemimpinan di level formal.

Pernyataan dari Jusuf Kalla tersebut, lantas dipertanyakan oleh salah satu televisi swasta kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

Baca Juga: Polri Layangkan Peringatan Keras kepada 2 Tersangka Lain dalam Kasus Kerumunan Petamburan

Melalui akun Twitter pribadi milikinya, @mohmahfudmd, Mahfud MD menanggapi pernyataan Jusuf Kalla tersebut.

Mahfud MD mengatakan, dirinya juga telah menyampaikan hal yang sama sebelumnya di sebuah acara televisi swasta.

Mahfud menyampaikan, dia setuju dengan pernyataan Jusuf Kalla, bahwa telah terjadi kekosongan peran tokoh dan organisasi islam. Akan tetapi hal tersebut bukan berarti terjadi juga pada pemimpin formal.

Baca Juga: Meski Masih dalam Pemeriksaan, Polisi Tegaskan Panitia Acara di Petamburan Terancam Pasal Berlapis

Dua pekan lalu sy diinterview oleh satu televisi ttg pernyataan Pak JK bhw fenomena MRS disebabkan terjadi kekosongan pemimpin Islam. Maka sy jawab, "Di ILC dulu sy sdh bilang bgt. Jd sy setuju dgn Pak JK, terjadi kekosongan peran tokoh dan organisasi Islam, bkn pemimpin formal,” tulis Mahfud dalam akun Twitter pribadinya, Minggu, 13 Desember 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Mahfud MD menjelaskan, bahwa fenomena kepopuleran Habib Rizieq Shihab sudah jauh terjadi sebelumnya.

Dia mengambil contoh saat aksi besar 411 dan 212 pada tahun 2016 lalu.

Baca Juga: Usai Habib Rizieq Ditahan, Polisi Umumkan 3 Tersangka Lainnya Menyerahkan Diri ke Polda Metro Jaya

Mahfud MD mengatakan, masyarakat yang turut hadir dalam demo besar tersebut bukan karena mereka sebagai pengikut FPI ataupun Habib Rizieq.

Namun, mereka tergerak ikut dalam demo besar tersebut karena menganggap Habib Rizieq adalah sosok yang berani menentang kesalahan (nahi munkar).

Sebab, menurut Mahfud MD, saat itu tokoh-tokoh dan ormas islam lain cenderung lebih banyak berada di ranah amar ma'ruf (menyeru kebaikan).

Baca Juga: Luhut Ungkap Alasan Jokowi Enggan Disuntik Vaksin Lebih Dulu, Hidayat Nur Wahid: Sangat Disayangkan

Hanya Habib Rizieq dan FPI yang saat itu menjadi salah satu yang berani berada di ranah nahi munkar.

Ketika 4 thn lalu (2016) trjadi aksi besar 411 & 212 melalui ILC TV One sy bilang, umat yg ikut membanjiri demo itu bkn krn pengikut FPI atau MRS tp krn numpang protes melalui org yg berani bernahi munkar. Mengapa? Krn saat itu tokoh2 & ormas Islam lbh bnyk bramar makruf. Lht ILC,” tulis Mahfud MD.

Mahfud kembali menegaskan, bahwa dirinya setuju dengan pernyataan Jusuf Kalla, tapi dalam konteks kekosongan pemimpin islam yang berperan di ranah nahi munkar.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Rumah Paling Sepi di Dunia Ini Dikelilingi Lautan, Tak Berpenghuni Sejak 1930

Sy setuju dgn JK dlm konteks spt trjadi kekosongan pemimpin Islam yg brperan melakukan nahi munkar. Spt JK sy tak prnah mengatakan kekosongan pemimpin formal di Indonesia melainkan melemahnya peran 'nahi munkar' ormas dan parpol Islam’” tutur Mahfud MD.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler