Usia Bukan Patokan, Vincent Raditya Ungkap Pesawat Akan Berhenti Beroperasi Jika Alami Kondisi Ini

HM
10 Januari 2021, 19:19 WIB
Kolase foto pesawat Sriwijaya Air dan Kapten Vincent Raditya. /Flight Radar 24 dan Instagram @vincentraditya/

PR DEPOK - Pesawat Sriwijaya Air dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak dinyatakan jatuh di perairan Kepulauan Riau pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Pesawat dengan nomor penerbangan SJ-182 itu dilaporkan jatuh sekira pukul 14.00 WIB setelah hilang kontak usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Menurut Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi pesawat tersebut membawa 62 orang penumpang dan awak pesawat dengan rincian 50 orang penumpang termasuk tujuh orang anak-anak dan tiga orang bayi serta 12 orang awak pesawat.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 10 Januari 2021: Kerja Sama dengan Erlangga, Al Akan Dalami Kasus Kematian Roy

Jatuhnya pesawat berjenis Boeing 737-500 itu belakangan dikait-kaitkan dengan faktor usianya yang terlalu tua yakni 26 tahun setelah pertama kali mengudara pada tahun 1994.

Menanggapi pernyataan tersebut pilot yang juga dikenal sebagai vlogger, Vincent Raditya membantah anggapan yang menyatakan bahwa usia pesawat sebagai faktor dari kecelakaan itu.

Disampaikan melalui kanal YouTube miliknya pada Minggu, 10 Januari 2021, Vincent Raditya mengatakan bahwa pesawat terbang tidaklah ditentukan oleh usia pakai.

Baca Juga: Kemensos Berikan Bantuan Uang Pendidikan untuk Peserta Didik SD hingga SMA, Berikut Cara Daftarnya

Menurutnya, pesawat dapat dikatakan memasuki masa tua ketika sudah melewati 50.000 jam penerbangan.

Namun, meski demikian menurut Vincent tidak ada batasan yang menyebut kapan suatu pesawat harus berhenti terbang.

Pesawat baru atau tua bukan indikator apakah pesawat itu layak atau tidak terbang,” ujar Vincent Raditya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari tayangan video di kanal YouTube miliknya, Minggu, 10 Januari 2021.

Baca Juga: Polisi Lakukan Identifikasi Korban Sriwijaya Air SJ-182, Saudara Co-Pilot: Kami Yakin Dia Selamat

Lebih lanjut Vincent menuturkan meski usia pesawat itu telah tua asalkan dilakukan pemeliharaan pesawat itu dengan baik, bukan merupakan suatu masalah. 

Pesawat sampai tahun 1930-1940 pun kalo di maintenance dengan baik masih bisa digunakan. Cuma yang jadi masalah adalah cost-nya, semakin lama pesawat itu inservice, semakin banyak jam terbangnya, maka otomatis lebih banyak pengecekan yang harus dilakukan. Itu artinya biaya pemeliharaan semakin tinggi,ujarnya melanjutkan.

Oleh sebab itu lanjut Vincent akan ada saatnya pesawat itu akan berhenti beroperasi jika pemilik pesawat merasa biaya pemeliharaan sudah jauh melebihi dari penghasilan pesawat.

Baca Juga: Ada Bantuan Rp600 Ribu untuk Penduduk Usia Lanjut dan Penyadang Disabilitas, Berikut Cara Daftarnya

“Maka disaat itu, biasanya pengusaha atau pemilik pesawat akan memilih opsi lebih baik membeli pesawat baru,” kata Vincent.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler