PR DEPOK – Baru-baru ini beredar unggahan yang berasal dari akun Facebook yang disebut-sebut sebagai pendukung Presiden RI Joko Widodo.
Dalam unggahan tersebut, akun bernama Pandhoe Dewabratha Pabdhoe menuliskan bahwa 95 persen rakyat Indonesia mendukung agar Jokowi menjabat selama tiga periode.
“Bismillah Semoga Tuhan Melimpahkan Hidayah, Inshaa Allah… Bapak Jokowi Berkenan 3 Periode 95% Rakyat Indonesia Mendukung Tidak Perlu Mengadakan Pemilu Lagi Percuma Buang2 Anggaran Besar!,” demikian narasi yang dituliskan akun yang disebut sebagai pendukung Jokowi tersebut.
Unggahan ini nampaknya menarik perhatian Pakar Telematika, Roy Suryo, yang mempertanyakan kebenaran dari apa yang dikatakan akun tersebut.
Jika informasi yang disebutkan dalam unggahan tersebut benar, Roy Suryo lantas menanyakan kemungkinan adanya pihak-pihak yang telah mempersiapkan tiga periode tersebut.
“Kalau postingan Pandhoe Dewabratha ini benar, Apa ada pihak2 yg mempersiapkan 3 (tiga) Periode?” tulis Roy Suryo di akun Twitter pribadinya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Kendati isu serupa sudah pernah dibantah sebelumnya, namun mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengusulkan Presiden Joko Widodo untuk membantah secara resmi agar tidak menyebar sebagai hoaks.
“Meski dulu sdh dibantah & secara konstitusi hrs ubah Amandemen UUD 1945 lagi, Namun kalau tdk benar, harus segera dibantah resmi agar tdk jadi HoaX & menjerumuskan Pak @jokowi,” sambungnya.
Untuk diketahui, kabar serupa juga sempat beredar beberapa waktu lalu, yang maa beredar hasil survei yang menyebutkan bahwa 85 persen masyarakat Indonesia setuju jika Jokowi menjabat selama tiga periode.
Kabar ini pertama kali disebarkan oleh akun Facebook yang menuliskan narasi sebagai berikut.
“YES! FAKTA SURVEY 85% RAKYAT INDONESIA MENDUKUNG! TIGA PERIODE MELANGKAH PASTI MENUJU INDONESIA GEMAH RIPAH LOH JINAWI TOTO TENTREM
KERTO RAHARJA. SAYA BERSAMA JOKOWI,” demikian narasi yang disertai dengan unggahan foto Presiden Jokowi.
Akan tetapi, setelah ditelusuri oleh Jabar Saber Hoaks, kabar ini adalah kabar yang tidak benar dan merupakan klaim yang keliru.
Faktanya, tidak ada informasi valid dari sumber survei yang beredar tersebut.***