PR DEPOK – Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Benny K Harman, menyebut bahwa ia ditelepon oleh seseorang yang mengaku mengetahui sosok Madam Bansos yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Untuk diketahui, istilah Madam Bansos ini mengarah pada sosok yang ada di balik korupsi bansos yang menjerat mantan Menteri Sosial, Juliari Peter Batubara.
Dalam cuitannya, Benny mengaku tidak bisa tidur lantaran ditelpon seorang teman yang berniat untuk menulis soal korupsi bansos.
Baca Juga: Pelantikan Kepala Daerah Ditunda, Sekda Depok Ditunjuk Jadi Plh Wali Kota
“Semalam aku ndak bisa tidur. Gara2 ada teman wartawan telepon. Ia mau menulis korupsi Bansos. Dia tau sosok “madam bansos” tapi ada rasa takut dan cemas,” ujar Benny melalui cuitan di akun Twitter @BennyHarmanID, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Mengetahui ketakutan temannya ini, Benny lantas menyarankan temannya itu tidak takut dan menyerahkan hal tersebut kepada Tuhan yang akan melindungi dirinya.
“Aku jawab, “jangan takut. Kalo kau punya Tuhan, sembahlah Tuhanmu. Pasti Dia akan membimbing dan melindungimu. Rakyat Monitor!” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, sosok Madam Bansos ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Sejumlah pihak bahkan telah mendesak Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) untuk memberanikan diri mengusut tuntas siapa Madam Bansos tersebut.
Madam bansos mulai ramai dicari tahu setelah mantan Mensos Juliari ditangkap tangan dan dijadikan tersangka oleh KPK pada 6 Desember 2020 lalu.
Juliari ditangkap atas dugaan kasus korupsi pengadaan bansos Covid-19.
KPK pun hingga saat ini masih menelusuri kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus korupsi ini.
Di sisi lain, lembaga antirasuah itu baru-baru ini juga membuka penyelidikan baru terkait dugaan kasus korupsi dana bansos tersebut.
Baca Juga: Maruf Amin Ajak Masyarakat Sampaikan Kritik dengan Sopan Tanpa Harus Sakiti Orang Lain
Setelah sebelumnya KPK menetapkan Juliari Peter Batubara, Matheus Joko Santoso, Adi Wahyono, Ardian I.M dan Harry Sidabuke sebagai tersangka, KPK kini membuka penyelidikan baru guna memeriksa kemungkinan adanya tindak pidana selain suap.
“Penyelidikan baru, artinya KPK sedang memeriksa terhadap dugaan tindak pidana lain selain dugaan tindak pidana suap yang sebelumnya sudah disidik,” ungkap Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron beberapa waktu lalu.***