GAR ITB Dikabarkan Dapat Karangan Bunga dari Universitas, Said Didu: Baru Kali Ini Buzzer Atasnamakan Alumni

23 Februari 2021, 09:25 WIB
Muhammad Said Didu. /YouTube Indonesia Lawyer Club

PR DEPOK  Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, mengomentari sejumlah pihak yang mengatasnamakan alumni beberapa perguruan tinggi yang memberikan dukungan terhadap GAR ITB.

Dalam komentarnya, mengingat pengalamannya sebagai Ketua Umum Himpunan Alumni IPB, ia mengaku tidak pernah melihat ada buzzer yang mengatasnamakan alumni untuk mendukung pihak tertentu.

Sebagai mantan Ketua Umum Himpunan Alumni IPB - baru kali ini muncul kelompok buzzer yg mengatasnamakan alumni,” tulis Said Didu melalui akun Twitter miliknya @msaid_didu, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Oknum Polisi Jual Senjata ke KKB Papua, Adhie Massardi: Tragis, Beli dengan Uang Rakyat, Dipakai Nembak Rakyat

Cuitan ini dibagikan olehnya sebagai respons terhadap beberapa pihak yang dikabarkan mengirim karangan bunga ke Gedung MWA ITB sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Anti Radikalisme (GAR) ITB untuk menjaga NKRI dan Pancasila.

Dalam foto yang beredar di akun media sosial, karangan bunga nampak dikirim dari Alumni Institut Teknologi Indonesia untuk NKRI, Keluarga Alumni IPB (KamIPB), Gerakan Alumni ITS Cinta NKRI, GA UPN ‘Veteran’ Bersatu, dan Alumni BelUSUkan.

Untuk diketahui, sebelumnya GAR ITB telah melaporkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) lantaran dinilai telah melanggar kode etik ASN.

Baca Juga: Said Didu Beberkan ‘Prestasi’ yang Akan Diwariskan Jokowi, Stafsus Menkeu: Hindari Tebar Pesimisme

Namun, sempat beredar kabar bahwa Din Syamsudin dilaporkan lantaran dinilai sebagai tokoh yang radikal.

Tak hanya itu, sempat beredar kabar yang juga mengatakan bahwa pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum MUI itu didesak untuk mundur dari keanggotaan Majelis Wali Amanat (MWA) ITB.

Menanggapi pelaporan oleh GAR ITB ini, Din Syamsudin mengaku tidak kaget lantaran dirinya tidak merasa sebagai orang yang radikal.

Baca Juga: Prabowo Masih Paling Kuat, LSI Ungkap Nama-nama dengan Posisi Teratas Pilihan Rakyat untuk Calon Presiden

“Sangat tidak kaget, pertama karena saya meyakini apa yang dituduhkan itu tidak faktual, baik secara subjektif saya rasakan itu bukan jati diri atau watak saya untuk bertindak radikal. Apalagi kegiatan saya selama ini adalah kebalikan dari radikal, walaupun saya tidak setuju dengan deradikalisasi,” ujar Din dalam video yang tayang di kanal YouTube Karni Ilyas Club.

Kendati demikian, ia menilai bahwa arti kata radikal sebenarnya masih memiliki makna positif, kata tersebut berasal dari kata radix yang artinya adalah akar.

“Karena radikal itu bisa punya arti positif, radix itu akar, beragama harus radikal, artinya berpegang pada akar agama. Dalam bernegara harus radikal, berpegang pada dasar negara, cuma sekarang ada distorsi, dipakai dalam makna pejorative (perubahan makna menjadi lebih rendah),” paparnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler