Pihak yang Serang Anies Soal Banjir DKI Disebut Brutal, Musni Umar: Mereka Membabi Buta Tanpa Data

23 Februari 2021, 13:15 WIB
Musni Umar. /Twitter @musniumar

PR DEPOK – Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar mengatakan bahwa pihak yang kerap menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait banjir di Ibu Kota terlalu brutal.

Menurut Musni Umar, pihak-pihak tersebut mengkritik dan melontarkan pernyataan tidak berdasarkan data yang ada.

Cuitan Musni Umar.

Brutal sekali serangan ke Anies mengenai banjir di DKI. Mrk membabi buta tanpa data,” kata Musni Umar seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @musniumar pada Selasa, 23 Februari 2021.

Baca Juga: Max Sopacua Serukan KLB Digelar Agar Demokrat Tak Jadi Partai Keluarga, Yan Harahap: Sudah Pak Tua, Ikhlaskan

Kemudian, Musni Umar menyebut Anies beserta jajarannya telah lebih berhasil menangani banjir di Jakarta dibanding era sebelumnya.

Cuitan Musni Umar.

Gubernur Anies dan jajaran Pemprov DKI berdasarkan angka, lebih sukses menangani banjir di Jakarta ketimbang sebelumnya,” ujar Musni Umar.

Penilaian tersebut diungkapkan Musni Umar berdasarkan data banjir yang dikeluarkan Pemprov DKI melalui akun Twitter resmi @DKIJakarta pada Sabtu, 20 Februari 2021.

Baca Juga: Sesalkan Ucapan Anies Baswedan Soal Anak Bermain di Air Banjir, Guntur Romli: Ia Ralat Setelah Membawa Celaka

Diketahui, pada cuitannya itu, Pemprov DKI mengunggah data banjir besar yang terjadi di Jakarta mulai dari 2002, 2007, 2013, 2015, 2020, hingga 2021.

Dengan angka yang tidak berurutan dan diloncat itu, banyak publik yang menganggap terdapat beberapa data banjir yang disembunyikan oleh Pemprov DKI.

Meski demikian, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah penilaian tersebut.

Baca Juga: Klasemen Liga Spanyol, Sevilla Lompati Barcelona Setelah Menang 2-0 Atas Osasuna

Menurut dia, tidak ada fakta dan data yang disembunyikan, semuanya sesuai yang dihimpun Pemprov melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan tidak mungkin setiap tahun dipaparkan.

"Jadi, yang pasti teman-teman bisa melihat ini datanya sudah ada terkait dengan banjir Jakarta dalam angka. Ini data yang ditampilkan data yang banjir besar (lima tahunan) yang hujan ekstrem dan semuanya tersimpan dengan jelas," kata Riza, dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, lanjut Riza, yang ditampilkan Pemprov DKI bukanlah banjir yang terjadi setiap tahun, melainkan seperti meloncat-loncat dari tahun satu ke tahun lainnya.

Baca Juga: Azis Syamsuddin: Revisi UU ITE Penting dan Layak Masuk Prolegnas 2021

"Kalau dilihat angka-angka di dalamnya, cukup signifikan penurunannya," ucapnya.

Dalam data tersebut, kata Riza, pada tahun 2002 luas area yang tergenang adalah 168 km persegi, banjir pada tahun 2007 luas area 455 km persegi, banjir pada tahun 2013 luas area 240 km persegi, 2015 luas area 281 km persegi, 2020 luas area 56 km persegi, dan 2021 hanya 4 km persegi.

Untuk lokasi pengungsian, Riza menyebutkan dari 1.250 titik pengungsian, pada tahun 2013 ada 409 titik pengungsian, pada tahun 2020 ada 269 titik pengungsian, dan 2021 ada 44 titik pengungsian.

Baca Juga: Kritik Giring ke Anies Disebut Kerdil, Pasha: Jangan Meresahkan, Apa Bro Sudah Teruji dalam Kelola Daerah?

"Untuk korban meninggal dari 2002 ada 33 korban meninggal, 2007 ada 48 korban meninggal, 2013 ada 40 korbang meninggal, 2015 ada lima orang meninggal, 2020 ada 19 orang korban meninggal, 2021 ada lima orang meninggal," ujarnya.

Sedangkan waktu surut, lanjur Riza, berturut-turut adalah 6 hari (2002), 10 hari (2007), 7 hari (2013), 7 hari (2015), 4 hari (2020), dan 1 hari (2021).

"Ini sudah jelas semua, tidak ada yang disembunyikan," tutur Riza.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler