PR DEPOK – Dua warga lokal yang merupakan anggota komunitas seluk-beluk burung bernama Galeatus menemukan burung pelanduk Kalimantan di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Burung ini diduga hilang pada tahun 1848 atau 172 tahun yang lalu.
Burung pelanduk Kalimantan memiliki nama latin malacocincla perspicillata.
Baca Juga: Tak Sengaja Telan Baterai Kecil, Bayi 17 Bulan Meninggal Usai Kerongkongannya Terbakar dan Berlubang
Temuan tersebut kemudian disampaikan Galeatus kepada ahli burung dari Birdpacker untuk mencari informasi lebih lanjut.
Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Pertama, Balai Taman Nasional (TN) Sebangau Teguh Willy Nugroho mengemukan burung yang ditemukan komunitas Galeatus benar merupakan jenis pelanduk Kalimantan.
Identifikasi sebagai burung pelanduk Kalimantan didasari gambaran ahli ornitologi Prancis, Charles Lucien Bonaparte pada tahun 1850.
Selain itu, berdasarkan spesimen yang dihimpun ahli geologi dan naturalis Jerman, Carl A.L.M. Schwaner selama ekspedisinya ke Kalimantan pada 1840-an, menunjukkan bahwa burung tersebut termasuk jenis pelanduk.
Kemudian sejak tahun 1840-an, tak satupun pecinta burung menemukan burung pelanduk Kalimantan.
Semula burung ini digolongkan ke dalam keluarga Pellorneidae yang diklasifikasikan rentan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Kemudian, burung pelanduk Kalimantan disebut sebagai burung yang kurang memiliki data lengkap dari penelitian terhadap burung yang dihimpun pada 2008.
Dengan demikian, burung pelanduk Kalimantan ditetapkan sebagai burung langka melalui Peraturan Menteri (Permen) LHK Nomor P 106 Tahun 2018.
Burung pelanduk Kalimantan memiliki ciri yang khas yang bisa dikenali melalui warna iris mata, paruh, dan warna kaki.
Baca Juga: Ketua BKPM Ungkap Awal Mula Usul Dibukanya Investasi Miras di Empat Provinsi
“Itulah yang membuat identifikasi mengalami kesulitan saat pertama kali melihat morfologi burung ini," tutur Teguh dikutip dari Antara pada Selasa 2 Maret 2021.
Sementara itu menurut situs jenisburung.co menyebutkan, di Indonesia terdapat burung pelanduk semak atau horsfields babbler yang hidup di Kalimantan.
Burung ini bernama latin malacocinla sepiaria.
Burung semak masuk keluarga Pelloneidae dan Genus Malacocincla.
Di Kalimatan terdapat subpesies harterti chasen dan klos yang dijumpai pada 1929 serta rutiventias saivadori pada pada 1874.
Berbagai ciri yang terdapat dalam burung ini adalah berukuan 15-16 cm dan berat 23-33 gram.
Warna bulu dari burung semak adalah merah, coklat, putih, dan abu-abu yang terkesan kusam.
Warna abu-abu tampak di bagian kepala atau mahkota dan warna putih di tenggorokan, dada, dan perut.
Untuk bagian bawah tubuh di sisi bagian belakang perut dekat dengan tunggirnya terlihat coklat.
Warna merah bercampur warna coklat mirip batubata terdapat pada pangkal sayap, tunggir, dan punggung, sedangkan paruh berwarna hitam pekat.***