PR DEPOK – Tokoh Papua, Chris Wamea mengomentari pemberitaan yang sedang hangat diperbincangkan khalayak ramai.
Diketahui, pemberitaan tersebut mengenai pembatalan kajian Ramadhan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).
Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budyarto kemarin mengumumkan melalui akun Twitter miliknya tentang kajian online Ramadhan yang rencananya akan diselenggarakan PT Pelni.
Kajian tersebut rencananya akan diisi penceramah seperti Ustaz Firanda Andirja, KH. Cholil Nafis, Ustaz Rizal Yuliar Putrananda, Ustaz Syafiq Riza Basalamah, dan Ustaz Subhan Bawazier.
Satu jam setelah unggahan pemberitahuan tersebut, pria yang pernah menjadi influencer Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kampanye itu mengumumkan keterangan tambahan.
Ia menyatakan bila pihak panitia yang menggelar kegiatan Ramadhan di lingkungan PT Pelni resmi dibatalkan.
Dalam unggahannya yang lain, Komisaris Independen PT Pelni itu juga menegaskan telah mencopot pejabat yang menjadi panitia acara kajian sambil menyinggung soal radikalisme.
Menanggapi kabar tersebut, Christ Wamea turut menyoroti melalui satu cuitan di akun Twitter pribadinya @PutraWadapi.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Sabtu 10 April 2021, Christ Wamea mempertanyakan di mana sisi radikal dari kajian itu terletak sehingga dibatalkan secara sepihak.
Padahal, menurut Christ Wamea, materi kajian Ramadhan tersebut belum saja disajikan.
“Dari sisi mana dibilang radikal sementara dibatalkan sblm disajikan materi kajian ramadhannya,” kata Christ Wamea.
Ia pun merasa heran dengan cap radikal yang disematkan pada agenda kajian Ramadhan tersebut. Christ Wamea justru menilai hal itu seperti perilaku komunis.
“Belum dengar materinya sdh dibilang radikal. Ini namanya komunis,” ucap Christ Wamea mengakhiri cuitannya.
***