PR DEPOK - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal atau biasa disapa Gus Sahal buka suara terkait bulan Ramadhan 2021.
Gus Sahal mengungkapkan bahwa Ramadhan 2021 ini adalah Ramadhan yang sangat spesial.
Pasalnya, menurut Gus Sahal, baru kali pertama bangsa Indonesia menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan tanpa adanya keberadaan ormas Front Pembela Islam (FPI).
Baca Juga: Kapal Ever Given Kembali Tertahan, Pemerintah Mesir Minta Rp14,6 Triliun untuk Pembebasan
Baca Juga: Jokowi Teken Keppres No. 7-2021, Cuti Bersama ASN 2021 Diputuskan Hanya Dua Hari
Gus Sahal menuturkan bahwa sejak berdirinya FPI pada 1998, baru kali ini bangsa Indonesia menjalankan ibadah puasa tanpa kehadiran FPI.
Tokoh NU itu juga mengatakan bahwa FPI selalu bersikap bertentangan dengan apa yang diucapkan.
“Ramadhan saat ini sebenarnya adalah Ramadhan yang sangat spesial, karena pada saat inilah untuk pertama kalinya, Ramadhan tanpa keberadaan FPI.”
“Beberapa bulan setelah Soeharto jatuh, baru kali ini kita menjalani puasa tanpa kehadiran ormas yang selalu tampil dengan seragam putih-putih,” ucap Gus Sahal seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube CokroTV pada Rabu, 14 April 2021.
Lebih lanjut, Gus Sahal pun menilai bahwa FPI selalu mengeklaim anti terhadap kemaksiatan. Akan tetapi, menurut dia, sikap tersebut ditunjukkan dengan cara-cara seperti penggalangan massa, sweeping, menggeruduk, dan main hakim sendiri.
Menurutnya, pelarangan FPI menujukkan bahwa pemerintah bersikap tegas terhadap kelompok-kelompok intoleran.
“Jadi sebelumnya kan selalu ada kekecewaan, tuntutan, agar Pak Jokowi tegas terhadap kelompok intoleran,” tutur Gus Sahal.
Tidak hanya itu, ia menjelaskan bahwa sejak lahirnya FPI, citra Islam yang ditampilkan ke muka publik menjadi sesuatu yang garang dan menakutkan.
Kemudian, Gus Sahal pun berharap hal-hal semacam itu setidaknya tidak muncul lagi di masa mendatang.
“Harapan kita semoga ini berlanjut dan menjadi titik pijak yang baru bagi kita, untuk melangkah melawan segala bentuk premanisme agama, dan premanisme berjubah,” katanya.***