PR DEPOK – Sosiolog Arief Munandar mengemukakan pendapatnya terkait hasil survei yang baru-baru ini dirilis LPMM.
Diketahui, survei tersebut menyatakan adanya kemungkinan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (Jokowi) maju menjadi Capres di Pilpres 2024 mendatang.
LPMM juga menempatkan Iriana Jokowi di posisi kedua tertinggi setelah Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Menanggapi hasil survei Iriana Jokowi maju jadi Capres di Pilpres 2024, Arief Munandar mengatakan bahwa belakangan ini cukup banyak lembaga-lembaga survei yang bermunculan dan entah kejelasannya.
“Lembaga riset dan lembaga survei yang kemudian melakukan banyak survei yang enggak jelas,” ucap Arief Munandar seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Minggu, 18 April 2021.
Sehingga, hal tersebut akhirnya membuat publik curiga, siapa pihak yang menjadi penyandang dananya.
“Ini yang punya kepentingan siapa? Ini maunya siapa? Kira-kira begitu,” tuturnya menambahkan.
Karena menurutnya, publik selama ini tidak pernah melihat Iriana Jokowi tampil ke depan, seperti mengangkat sebuah isu, membahasnya, dan melakukan sesuatu.
“Kita bahas Pak Harto. Orang sangat melihat sosok Ibu Tien Soeharto yang menggerakkan Dharma Wanita dengan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang banyak."
“Pembuat banyak sekali yayasan, terlepas mau pro atau kontra. Tapi kiprah Ibu Tien itu kelihatan banget,” katanya lagi.
Selain Tien Soeharto, Arief Munandar juga menyebut mantan Ibu Negara yang merupakan istri dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono.
“Ibu Ani juga punya banyak sekali aktivitas yang berkaitan dengan kesetaraan gender, ketahanan keluarga, dan beberapa aktivitas yang terkait dengan itu,” tutur Arief Munandar.
Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Abng Arief itu mempertanyakan kiprah Iriana Jokowi selama ini.
“Selama ini kiprah Ibu Iriana itu apa? Gua enggak melihat satu aktivitas yang belongs to her, yang dia lakukan secara independen, mandiri dan kemudian memberikan nilai tambah,” ucapnya.
Arief Munandar menilai, agak terlalu ‘ngadi-ngadi’ apabila nama Iriana Jokowi di survei LPMM dimasukkan sebagai salah satu nama yang dipilih sebagai kandidat Capres perempuan.
Baca Juga: Hanya Perlu Dua Menit, Anies Baswedan Berhasil Pengaruhi Sekjen PBB untuk Dukung Penuh Usulannya
“Ini jadi tidak masuk akal. Yang gua khawatirkan adalah, akhirnya survei-survei Capres ini sekadar menjadi lelucon yang enggak lucu."
“Di satu sisi, publik sudah sebal karena enggak menggambarkan apa pun. Dan pada sisi yang lain, jangan-jangan ada maksud-maksud tertentu,” kata dia menjelaskan.
Lebih lanjut, menurut Arief Munandar, dengan adanya hasil survei itu, spekulasi liar akan senantiasa muncul ke permukaan.
“Yang juga miris adalah, ini seolah-olah menghina kecerdasan publik. Seolah-olah masyarakat kita begitu enggak cerdasnya, enggak bisa baca dan enggak bisa melihat situasi riil di balik survei-survei yang, bisa dikatakan, abal-abal seperti ini,” ujar Arief Munandar.
Tidak hanya itu, bila hasil survei seperti itu dibiarkan, nantinya justru hanya akan menjadi bahan lelucon.
“Menurut gua, kalau ini dibiarkan, kita jadi enggak hormat dengan Ibu Iriana, nanti jadi bahan bercandaan,” kata Arief Munandar.***