PR DEPOK - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menanggapi kegaduhan publik soal bipang yang sempat dipromosikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait bipang ini, menjadi pro dan kontra di masyarakat lantaran disebut-sebut sebagai babi panggang, yakni Bipang Ambawang khas Pontianak, Kalimantan Barat.
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, sebelumnya telah mengatakan bahwa polemik bipang ini jadi suatu tanda bahwa Presiden Jokowi tidak mampu menyaring dan mudah disetir oleh orang di sekelilingnya.
Pendapat Saiful Anam ditanggapi oleh Said Didu. Ia pun mengatakan bahwa polemik seperti itu sudah sering sekali terjadi sejak tahun 2012.
Tanggapannya itu disampaikan Said Didu melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu, pada Senin, 10 Mei 2021.
Said Didu pun sempat menyinggung terkait kebijakan soal mobil esemka, yakni dirinya tampak yakin jika ada pembisik.
"Karena sdh sering sekali terjadi sjk 2012 ttg mobil esemka - saya kok ga yakin ada pembisik," kata Said Didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Telah dijelaskan oleh Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi sebelumnya, bahwa pernyataan Presiden Jokowi dalam video yang viral soal promosi bipang itu, ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mencintai produk lokal.
"Berkaitan dengan pernyataan mengenai Bipang Ambawang, kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan. Pernyataan Bapak Presiden ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan membeli produk lokal," ujar Mendag Lutfi, melalui keterangan video yang diunggah di Jakarta, Sabtu, 8 Mei 2021.
Mendag Lutfi pun mengatakan kuliner khas yang disebut Presiden Jokowi untuk mempromosikan kuliner Nusantara.
"Jadi sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner Nusantara yang memang sangat beragam, tentu kuliner tersebut dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat yang beragam pula," ujar Mendag Lutfi.
Atas semua kegaduhan yang terjadi dimasyarakat terkait bipang ini, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi pun telah mengucapkan permintaan maafnya jika menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
"Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Bapak Presiden, kami meminta maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar Mendag Lutfi.***