PR DEPOK – Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean turut menyoroti pembantaian empat petani yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Para petani itu dibunuh dengan cara kepala dipenggal di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Ferdinand Hutahaean pun menilai pembunuhan tersebut lebih kejam dibandingkan perang antara Israel dengan Hamas, sayap militer Palestina.
Menurutnya, korban petani di Poso adalah rakyat biasa yang tidak bisa melawan teroris MIT. Sedangkan Hamas masih bisa bangkit dengan menyerang kembali Israel.
Pendapat tersebut disampaikan Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 pada Jumat, 14 Mei 2021.
“Pembunuhan ini lbh keji dan lbh kejam dibanding perang Israel vs Hamas. Korban2 ini rakyat biasa yg tak bisa melawan kekejaman teroris MIT, sedangkan Hamas msh bs menembakkan roket ke Israel. Tp sy blm dengar komentar dr kaum yg mengutuk Israel itu jg mengutuk MIT. Mrk sejenis?” katanya.
Sebelumnya, pihak kepolisian mengklarifikasi jumlah korban diduga dibunuh oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), dari sebelumnya dua orang menjadi empat orang.
“Total korban yang ditemukan adalah empat orang, keempatnya adalah petani di Desa Kalimago,” ujar Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto.
Didik mengatakan keempat korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan mengalami luka. Menurut keterangan saksi yang berhasil melarikan diri, pelaku diduga adalah kelompok MIT Poso.
“Tidak ada luka tembak, hanya luka akibat senjata tajam. Jenazah sudah dievakuasi dan dimakamkan oleh pihak keluarga,” katanya.
Didik menjelaskan, empat korban ditemukan pada dua lokasi (TKP) berbeda di perkebunan kopi di Desa Kalimago.
Kejadian ini merupakan aksi teror kedua yang dilakukan kelompok MIT Poso di Desa Kalimago, sebelumnya pada akhir 2015 sejumlah warga sempat disandera.
“Dari keterangan saksi, yang memimpin kelompok teror ini adalah Qatar, salah satu DPO,” tuturnya.
Menurut Didik, empat korban yang dianiaya adalah PP, LL, SS, dan MS. Saat berada di kebun, sebanyak lima orang tak dikenal mendatangi para petani tersebut dan melakukan aksinya.
Selain membunuh keempat orang petani, kelompok yang diduga adalah DPO MIT Poso ini juga mengambil sejumlah barang milik korban.
“Petani yang curiga dengan keberadaan mereka, langsung lari dan melapor. Selain membunuh, mereka juga mengambil uang dan beberapa barang lain milik korban," ujarnya.
Berdasarkan laporan yang diterima, saksi yang memberikan keterangan tidak melihat keberadaan Pimpinan MIT Poso yakni Ali Kalora. Dugaan sementara, kelompok teroris Poso tersebut membagi dua kelompok.
Saat ini diketahui masih tersisa sembilan orang daftar pencarian orang (DPO) MIT Poso yang masih diburu oleh Satgas Madago Raya. Ratusan personel disebar di Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong.***