Staf Humas KPK Bocorkan Soal Ambigu TWK: Dari 'Semua Orang China Sama Saja', hingga 'Agama Pemikiran Manusia'

14 Mei 2021, 15:03 WIB
Ilustrasi gedung KPK. /kpk.go.id

PR DEPOK - Staf Humas KPK, Tata Khoiriyah, menceritakan pengalamannya ketika mengikuti Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK dan dinyatakan tidak lulus.

Dalam keterangan tertulis, Tata Khoiriyah memaparkan kronologi dari mulai pegawai KPK mengikuti sosialisasi Perkom Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata Cara Peralihan Pegawai KPK menjadi Pegawai ASN pada 17 Februari 2021 lalu.

Tata Khoiriyah menuturkan, pada saat sosialisasi, disebutkan bahwa pegawai KPK wajib mengikuti assessment yang berupa Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Baca Juga: Paling Ditakuti Tentara Israel, Inilah Rudal Hamas dan PIJ yang Bisa Jangkau Berbagai Wilayah Israel

"Disebutkan dlm sosialisasi tsb selain hal-hal administratif yg harus disiapkan, pegawai juga diharuskan untuk ikut assessment dalam bentuk Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Utas Tata Khoiriyah. Tangkap layar Twitter @tatakhoiriyah

Menurut Tata Khoiriyah, sejumlah berkas administratif yang diminta dari para pegawai adalah berkas pernyataan bersedia menjadi ASN, tidak terlibat ormas yang dilarang pemerintah dan/atau putusan pengadilan, setia pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan pemerintah yang sah, serta memiliki integritas dan moralitas.

Staf Humas KPK itu lantas mengira bahwa tes assessment yang diselenggarakan BKN ini sama seperti materi TWK yang biasa muncul di ujian CPNS.

Baca Juga: Fiersa Besari Tiba-tiba Ungkap Perasaannya Soal Orang Tua: Tidak Pernah Siap Kehilangan Orang Tua

"Okey, saya mulai belajar dong materi TWK yg biasa muncul di tes CPNS. Bahkan baca juga modul yg dikeluarin sama BPIP. Karena saya ngiranya itu tes yg sama ... soal2 CAT dikumpulin biar dapat gambaran kayak apa sih TWK," tuturnya melanjutkan.

Tata Khoiriyah mengaku kaget usai mengetahui bahwa TWK yang diselenggarakan KPK bersama BKN ini menggunakan alat Indeks Moderasi Bernegara (IMB), berupa tes tertulis dan wawancara.

"Tidak banyak informasi informasi yg saya peroleh ttg metode IMB selain metode ini milik TNI AD. Dipergunakan utk rekruitmen tentara entah mulai tahun 2016 atau tahun berapa. Bentuk tesnya seperti apa, g ada informasinya," katanya.

Baca Juga: Tes Kepribadian : Hewan Pertama yang Dilihat Akan Ungkap Sisi Terbaik yang Ada dalam Diri Anda

Tak lama setelah mendapat informasi bahwa TWK dilakukan dengan metode IMB, Tata Khoiriyah diberitahu bahwa aspek penilaian tes tersebut adalah integritas, netralitas ASN, serta antiradikalisme.

Sementara itu, katanya melanjutkan, tes wawancara berupa pendalaman topik Pancasila, UUD 1945, NKRI, serta Bhinneka Tunggal Ika.

Ia lantas membocorkan sejumlah pertanyaan yang menurutnya ambigu, yang memintanya untuk menyatakan setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang dimuat di soal.

Baca Juga: Minta Rakyat Tak Bandingkan Sikap RI dengan Negara Lain Soal Israel, Syahrial: Jokowi Lebih Fokus Urusan Mudik

"Kurang lebih ... semua orang cina sama saja, (setuju) (tidak setuju). Agama adalah hasil pemikiran manusia (setuju) (tidak setuju). Kulit berwarna tidak pantas menjadi atasan kulit putih (setuju) (tidak setuju). UU ITE mengancam kebebasan berpendapat (setuju) (tidak setuju)," demikian beberapa contoh soal TWK KPK yang dibocorkan Tata Khoiriyah.

Utas Tata Khoiriyah. Tangkap layar Twitter @tatakhoiriyah

Tata Khoiriyah lantas dibuat bingung ketika hendak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya ambigu tersebut.

"Itu bbrp pertanyaan yg saya ingat. Buat saya pertanyaan semua org cina itu sama adl statement ambigu. Apakah yg dimaksd sama itu adl kulitnya, mukanya, kayanya, baiknya atau jahatnya? Kalau itu yg dimaksud, maka apakah pilihan tidak setuju bisa dianggap berwawasan kebangsaan?" katanya menjelaskan.

Baca Juga: 6 Daftar Negara yang Alami Lonjakan Kasus Covid-19 Beserta Upaya Penanganannya

"Lantas, apakah yg dimaksud sama itu adalah sama kedudukannya di muka hukum? Kalau begitu, apakah jawaban setuju bisa dianggap penjawab memiliki wawasan kebangsaan?" ujar Staf Humas KPK itu bingung.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: Twitter @tatakhoiriyah

Tags

Terkini

Terpopuler