Jokowi Telepon Menkes Usai Sidak Tak Ada Obat Covid-19 di Apotek Bogor, Syahrial: Mirip Sinetron, Tak Mendidik

24 Juli 2021, 15:06 WIB
Politisi Partai Demokrat, Syahrial Nasution. /Twitter @syahrial_ns/

PR DEPOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan sidak ke apotek Villa Duta di Kota Bogor, untuk memeriksa ketersediaan obat Covid-19 dan vitamin. 

Saat datang ke apotek tersebut, Jokowi tidak menemukan obat yang dicari, yakni obat antivirus Oseltamivir. 
 
Apoteker dari apotek yang Presiden Jokowi datangi tersebut menyebut bahwa obat Oseltamivir sedang kosong. 
 
Baca Juga: Segera Login di cekbansos.kemensos.go.id dan Cairkan Bansos Rp200 Ribu, Ikuti Langkah Berikut
 
Selain itu, saat Jokowi menanyakan ketersediaan obat Favipiravir, apoteker tersebut juga mengatakan obatnya sedang kosong. 
 
Apoteker tersebut menyatakan bahwa hanya ada vitamin D3 yang 1000, untuk yang 5000 sudah tidak ada ketersediaannya. 
 
Kosongnya ketersediaan obat Covid-19 di salah satu apotek di Kota Bogor tersebut, Jokowi lalu menelepon Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dari mobil yang ditumpanginya.
 
Baca Juga: 5 Bintang Serie A yang Bisa Pindah ke Liga Primer Inggris, Salah Satunya Manuel Locatelli

"Halo Pak Menteri, Pak saya cek ke apotek di Bogor, saya cari obat antivirus Oseltamivir nggak ada, cari lagi obat antivirus yang Favipiravir juga nggak ada kosong. Saya cari yang antibiotik Acetromicin juga nggak ada," ujar Jokowi ke Menkes. 
 
Menkes Budi Gunadi menjawab bahwa ketersediaan obat Covid-19 yakni obat Favipiravir tersedia di apotek Kimia Farma di Kota Bogor.
 
Ia menjelaskan bahwa telah ada data online yang ada di rumah sakit yang menampilkan ketersediaan obat Covid-19 dari berbagai macam apotek. 
 
Baca Juga: Kemenkes Instruksikan Seluruh Kadinkes di Indonesia Tingkatkan Testing dan Tracing di Wilayah PPKM
 
"Ok Villa Duta, karena saya ada catatan Pak Presiden. Kita kan sudah ada yang online. Saya barusan cek ya Pak misalnya untuk Favipiravir di Apotek Kimia Farma Tajur baru ada 4.900, apotek Kimia Farma Juanda 30 ada 4.300, Kimia Farma di Semplak Bogor ada 4.200. Jadi nanti saya double check ya. Nanti saya kirim ke ajudan Pak, itu ada data online yang ada di rumah sakit, nanti bisa dilihat by kota segala macam untuk apoteknya Kimia Farma, Century, Guardian, K24," kata Menkes Budi. 
 
Kabar Jokowi sidak ke apotek ini ditanggapi oleh politisi Partai Demokrat, Syahrial Nasution. 
 
Menurutnya, sidak yang Jokowi lakukan tersebut mirip seperti sinetron di televisi, dengan akting seadanya dan tak mendidik. 
 
Baca Juga: Segera Login di cekbansos.kemensos.go.id dan Cairkan Bansos Rp200 Ribu, Ikuti Langkah Berikut
 
Ia mempertanyakan Jokowi yang membeli obat keras tanpa menggunakan resep dokter. Menurutnya, Jokowi seharusnya hanya perlu perintahkan anak buah saja untuk memeriksa stok obat. 
 
Cuitan Syahrial Nasution. Twitter @syahrial_nst
 
"Mirip sinetron di tv. Akting pas2an dan tdk mendidik. Beli obat keras kok gak pakai resep dokter? Presiden tinggal perintah anak buah kalo cuma ngecek stock obat," ujar Syahrial Nasution, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @syahrial_nst.
 
Syahrial mengatakan yang diperiksa seharusnya bukan hanya satu apotek di Bogor saja, tetapi se-Indonesia. Ia menyinggung terkait luas tanah yang telah digunakan untuk jenazah yang meninggal akibat Covid-19. 
 
Baca Juga: Luhut Berupaya Bikin Laptop Merah Putih, Susi Tak Setuju: Berikan Uangnya untuk Bantuan Langsung Tunai
 
"Yg hrs dicek bkn cuma 1 apotik di Bogor, tp se-Indonesia. Yg penting dicek brp luas tanah yg sdh beralih jd kuburan?," kata Syahrial Nasution.***
Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler