Sering Dituding Menyensor Kartun, Ketua KPI: Saya Minta Semua TV Tak Lagi Sensor Kartun, Tampilkan Apa Adanya!

9 September 2021, 14:13 WIB
Ketua KPI, Agung Suprio, dengan tegas meminta agar stasiun TV tak lagi menyensor kartun. /Tangkapan layar YouTube Deddy Corbuzier

PR DEPOK - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio, menyinggung soal pro dan kontra sensor pada serial atau film kartun di stasiun TV.

Agung Suprio menjelaskan bahwa beberapa tayangan yang muncul di stasiun TV harus mendapatkan surat tanda lulus sensor terlebih dahulu.

"Sekarang (soal) nge-blur nih, kan gue bilang kita ini pasca tayang. Nah, beberapa tayangan yang muncul di TV harus sudah mendapatkan surat tanda lulus sensor atau STLS. Sinetron, film, itu sudah harus dapat STLS," ujar Agung Suprio, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Baca Juga: 6 Klub Top Eropa dengan Kedalaman Skuat Terbaik Saat Ini, Nomor 6 Tarik Perhatian Pecinta Sepak Bola

Lebih lanjut, Agung memaparkan bahwa STLS itu tidak dibuat oleh KPI, melainkan oleh Lembaga Sensor Film.

Namun, ia tak ingin mengeluarkan statement yang menyebutkan bahwa Lembaga Sensor Film lah yang menyensor serial ataupun film kartun di televisi.

"STLS itu yang buat siapa? Bukan KPI bro, Lembaga Sensor Film. Gue nggak tahu (yang sensor kartun siapa), gue nggak bilang ya. Entar dulu, ini kan sinetron, film, sinetron film itu masuk ke dalam LSF dulu, baru kemudian ditayangkan di TV, baru kita awasi," katanya menerangkan.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Buku Harian Seorang Istri 9 September 2021: Pasha dan Dewa Terlibat Baku Hantam

Sementara itu, ia mengaku tidak tahu apakah serial atau film kartun masuk ke LSF terlebih dahulu atau tidak.

Akan tetapi, Agung Suprio dapat memastikan bahwa sensor pada kartun bukan atas perintah KPI.

Ia bahkan mengaku ikut kaget ketika melihat sensor yang diberikan kepada kartun ataupun objek tertentu.

Baca Juga: KPI Disebut Matikan Rezeki Saipul Jamil, Agung Suprio: HAM Kita Singkirkan Dulu, Toh Dia Tetap Boleh Tampil

"Kartun apakah masuk LSF? Gue nggak tahu nih, jadi kalau kartun itu di-blur itu bukan perintah KPI. Gue juga kaget, kaget bro, ada patung di-blur, patung di-blur. Bukan KPI, itu TV-nya sendiri yang nge-blur itu," ucapnya.

"Ini kan LSF di film sama sinetron kan, kalau itu tayangan patung kalau nggak salah berita. Jadi nggak masuk ke dalam LSF. Jadi TV-nya sendiri. Kaget juga gua," katanya menerangkan.

Lebih lanjut, Agung Suprio pun mengungkap bahwa karakter kartun Doraemon, Shizuka yang disensor karena mengenakan bikini juga bukan perintah KPI.

Baca Juga: Pemerintahan Jatuh ke Tangan Taliban, Eks Presiden Ashraf Ghani Kembali Minta Maaf

Ia bahkan mengaku kaget saat melihat sensor yang diberikan kepada karakter kartun tersebut.

"Ini bukan kerjaan KPI gue bilang, kaget juga, Shizuka pakai bikini disensor eh di-blur. Gue itu kaget banget. Itu bukan KPI, bukan KPI bro," kata Agung dengan tegas.

"Gue meminta di forum ini tempatnya Om Deddy, kepada semua industri penyiaran televisi untuk tidak mem-blur kartun, menyensor kartun, tampilkan apa adanya," tutur Agug Suprio.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: YouTube Deddy Corbuzier

Tags

Terkini

Terpopuler