PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat Syahrial Nasution memberikan komentar pedas terkait dengan keberadaan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan akun Twitter @syahrial_nst pada 23 September 2021 Syahrial Nasution mengatakan bahwa PSI hanyalah partai lokal saja.
“Ini partai lokal,” kata Syahrial.
Baca Juga: Indo Pasifik Jadi Fokus Utama KTT Quad: Empat Pimpinan Negara Sepakat Jaga Demokrasi Kawasan
Politisi Demokrat itu mengatakan bahwa partai tersebut hanya mampu menunjukkan eksistensinya hanya di DKI Jakarta saja.
“Cuma mengurusi Indonesia di DKI,” tuturnya.
Syahrial Nasution mengatakan bahwa Indonesia sangatlah luas. Hamparan pulaunya terbentang dari Sabang hingga ke Merauke.
“Tdk berani menghadapi kenyataan bhw negara ini dr Sabang-Merauke,” ujar Syahrial.
Dia mengatakan bahwa ada penghapusan yang dilakukan kaitan dengan kebenaran mural.
“Dmn kebenaran di mural dihapus,” katanya.
Selain itu, Syahrial Nasution juga mengatakan bahwa spanduk-spanduk yang berisikan kebeneran pun turut menjadi sasaran untuk dilakukan penurunan.
Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 25 September 2021: Aldebaran Beri Peraturan Baru, Penyusup Tak Dapat Berkutik
“Kebenaran di spanduk diturunkan,” ujar Syahrial.
Politisi partai Demokrat itu menyebut bahwa yang lebih parah adalah menempuh jalur hukum dalam melakukan sesuatu.
“Dan kebenaran di poster dipolisikan,” katanya.
Menyoroti hal tersebut, Syahrial Nasution secara tegas dan pedas mencibir ulah dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut yang hanya mampu memberikan kritikan tajam hanya kepada satu kepala daerah saja dari total 34 kepala daerah.
Atas tindakan tersebut, Syahrial Nasution kembali menegaskan bahwa apa yang dilakukannya itu berlandaskan pada kebencian semata.
“Tp mencibir hanya 1 kepala daerah dari 35, namanya kebencian!,”tuturnya.
Untuk diketahui, dalam cuitan akun Twitternya tersebut, Syahrial Nasutin memberikan respon atas pernyataan yang dikeluarkan oleh PSI kaitan dengan perbedaan ujaran kebencian dan pengungkapan kebenaran.***