Curah Hujan Tinggi Picu Banjir Bandang di Jember, Berikut Kronologi Kejadian

2 Februari 2020, 08:28 WIB
BANJIR bandang melanda daerah Kalijompo Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi pada pada Sabtu, 1 Februari 2020.* /Instagram @pusdalops_Jember/

PIKIRAN RAKYAT - Hujan yang mengguyur wilayah Jember, Jawa Timur pada Sabtu sore hingga malam, 1 Februari 2020 menimbulkan banjir di sejumlah wilayah.

Banjir tersebut pun menyebabkan volume Sungai Kalijompo naik drastis hingga terjadi banjir bandang di Kabupaten Jember sekitar pukul 15.30 sore.

Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi menerima dampak paling parah usai hujan terjadi di Kabupaten Jember.

Kemudian sekitar pukul 16.00 waktu setempat, aliran sungai Kalijompo yang berhulu di Gunung Argopuro mengalami kenaikan debit air yang signifikan hingga mencapai ketinggian 150 cm.

Baca Juga: Tingkatkan Kesalehan ASN Depok, Mohammad Idris Makin Gencar Lakukan Gerakan Subuh Berjamaah

Sungai yang berhulu di Gunung Argopuro ini, tidak mampu lagi menampung derasnya air yang bercampur lumpur. Tak hanya itu saja, banjir bandang tersebut membawa material berupa lumpur hingga ranting pepohonan.

Derasnya air yang bercampur dengan material kayu membuat ketinggian air semakin tak terbendung. Material kayu yang terbawa air jumlahnya sangat banyak, bahkan sisa-sisa material kayu menumpuk di tepi sungai.

Warga melaporkan banjir mulai terjadi di hulu Kalijompo di perkebunan Klungkung, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi.

Baca Juga: iKON Rilis Mini Album I Decide, YG Entertainment Beri Penjelasan Tentang Partisipasi B.I

Tiba-tiba kiriman air melaju dari atas dengan intensitas yang sangat cepat dan deras sehingga air pun meluap hingga ke permukiman warga.

Terjadinya banjir bandang ini menyebabkan material kayu karena sisa kebakaran hutan di Gunung Argopuro yang terjadi beberapa bulan lalu. Selain itu, juga dipicu oleh hujan deras yang kemudian menyebabkan material kayu terbawa oleh aliran sungai.

Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Antara, beberapa wilayah yang terendam banjir di antaranya Bukit Mas, Ketintang, Dukuh Kupang, Jalan Ahmad Yani atau depan Graha Pena, Kertajaya, kawasan Kodam V Brawijaya dan beberapa permukiman lainnya.

Baca Juga: CUACA DEPOK HARI INI: Minggu 2 Februari 2020, Kembali Basah dengan Hujan Ringan

Selain itu genangan air setinggi kurang lebih 40 cm terlihat di sepanjang Frontage Ahmad Yani sisi utara setelah bundaran Waru hingga flyover Wonokromo. Banjir juga menggenangi bagian Rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo, Surabaya.

Banjir juga melanda perkampungan di Kawasan Wonocolo di Surabaya, mencapai ketinggian 60 cm. Bahkan, ada beberapa rumah warga yang permukaan lantai rumahnya tak terlalu tinggi dari jalan kampung, turut terendam.

Saat ini, untuk mencegah jatuhnya korban akibat banjir bandang, sebagian warga sudah dipindahkan ke pengungsian oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.

Baca Juga: CUACA DEPOK HARI INI: Minggu 2 Februari 2020, Kembali Basah dengan Hujan Ringan

Dari data yang dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Jember, terdapat 225 pengungsi dengan ditemukan ada satu ibu hamil, 9 balita, dan 10 lansia yang perlu mendapat perhatian khusus.

Pemerintah daerah juga telah mendirikan posko kesehatan dengan dilengkapi dapur umum seadanya untuk para pengungsi.

Untuk tahap awal, para pengungsi mendapatkan selimut dan alas tidur. 

Dampak dari terjangan banjir bandang ini juga mengikis jembatan dan memutus jalan utama menuju perkebunan di Kalijompo, Jember.

Baca Juga: 4 Kreasi Telur Dadar ala Chef Arnold yang Cocok untuk Menu Akhir Pekan

Bupati Jember, dr. Faida, MMR. dan Komandan Kodim 0824 Jember, Letkol. Inf. Laode M. Nurdin yang memantau lokasi kejadian memutuskan untuk menyediakan jalan alternatif.

“Tadi sudah kami sepakati untuk bikin jalan alternatif,” ungkapnya. Pembuatan jalan alternatif secara gotong royong akan dimulai pada Minggu, 2 Februari 2020.

Jalan yang terkikis sepanjang 70 meter menyebabkan sulitnya akses warga setempat. Agar tidak semakin terkikis, DPU Bina Marga setempat akan memasang bronjong (tumpukan batuan) sepanjang 130 meter.

Baca Juga: Menilik 6 Potensi Depok Sebagai Daerah Penyangga Ibu Kota

Sementara itu, untuk para siswa yang akan bersekolah esok hari, 3 Februari 2020, pemerintah setempat memastikan para siswa yang akan bersekolah tidak mendapatkan kesulitan untuk belajar meskipun jembatan sebagai akses utama terputus.

Bupati pun meminta bantuan kepada pihak Kodim untuk mendampingi para siswa yang akan berangkat ke sekolah.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler