PR DEPOK – Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi mengaku bingung terkait tukang las rel kereta cepat Jakarta-Bandung.
Ia mengaku bingung lantaran tukang las rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga kini masih harus didatangkan dari China
Tukang las di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu pun ia jadikan sebagai contoh bahwa hingga sekarang untuk pekerjaan teknis di Indonesia masih membutuhkan tenaga kerja asing (TKA), termasuk China.
Terkait hal tersebut, akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief mengemukakan pendapatnya.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, 31 Wilayah Diprediksi Alami Cuaca Ekstrem Selama Sepekan
Disampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @alisyarief, ia mempertanyakan apakah pemerintah tidak merasa terhina.
“Apa tidak merasa terhina?” tutur Ali Syarief, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Rabu, 9 Februari 2022.
Lebih jauh, Ali Syarief pun menyatakan bahwa “LBP” pasti marah dengan hal tersebut.
Tak sedikit yang menduga “LBP” merujuk kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Lebih lanjut, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi telah buka suara.
Pungky mengungkapkan pengelasan rel kereta tergolong keahlian (skill) rendah. Meski begitu, ia menyebut las rel kereta harus didatangkan dari China karena pekerjaan yang dihasilkan berkualitas tinggi.
Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa jika melihat data pekerja asing berbagai negara tetangga, Indonesia merupakan salah satu negara dengan rasio terendah.
Menurut keterangannya, rasio TKA berbanding tenaga kerja dalam negeri yakni sebesar 1:2.880, yang artinya ada 1 TKA di setiap 2.880 pekerja dalam negeri.
Akan tetapi, lanjut dia, data tersebut meruapakan data yang tercatat secara formal, tidak termasuk tenaga kerja asing ilegal.***