Harga Kedelai Naik Diklaim Mendag Gegara Babi di China, Ekonom: Pejabat Sekarang Lucu-Lucu

21 Februari 2022, 14:37 WIB
Mendag Muhammad Lutfi yang sebut penyebab harga kedelai naik karena babi di China dikritik Ekonom, Anthony Budiawan. /Dok. Kementerian Perdagangan./

PR DEPOK – Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi angkat bicara terkait naiknya harga kedelai belakangan ini.

Mendag Muhammad Lutfi mengeklaim bahwa kenaikan harga kedelai saat ini juga dipengaruhi oleh miliaran babi yang ada di China.

Pasalnya, jelas Mendag, harga kedelai naik karena ada lima miliar babi di China yang semua pakannya adalah kedelai.

Akan tetapi tak hanya itu, Muhammad Lutfi juga mengungkapkan bahwa naiknya harga kedelai disebabkan berbagai faktor.

Baca Juga: Viral Beli Minyak Goreng Wajib Fotocopy KK dan Bukti Vaksin, Rizal Ramli: Makin Lama Makin Ngawur

Penyebab lainnya, kata Mendag, yakni adanya cuaca buruk El Nina yang terjadi di kawasan Amerika Selatan baru-baru ini.

Muhammad Lutfi menyebut harga kedelai per gantang yang sebelumnya 12 dolar Amerika Serikat (AS) naik menjadi 18 dolar AS per gantang.

Menanggapi hal itu, ekonom Anthony Budiawan lantas memberikan komentar menohok melalui akun Twitter-nya, @AnthonyBudiawan.

Baca Juga: Menag Keluarkan SE Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala, Ini Ketentuannya

Menurut pendapat Anthony Budiawan, dewasa ini, komentar yang datang dari para pejabat publik terkesan lucu.

"Pejabat sekarang lucu-lucu komentarnya," kata Anthony Budiawan, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Senin, 21 Februari 2022.

Ekonom ini lantas bertanya kepada Mendag Muhammad Lutfi, apakah babi di China memang langsung beranak miliaran ekor.

Baca Juga: Menag Keluarkan Aturan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala, Berikut Ketentuannya

"Tahun lalu di sana gak ada babi jadi harga kedelai murah? Tobat deh," pungkas Anthony Budiawan di akhir cuitannya.

Untuk diketahui, kebutuhan kedelai di dalam negeri setiap tahunnya mencapai tiga juta ton. Sedangkan, budi daya dan suplai hanya mampu menghasilkan 500 hingga 750 ton per tahunnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler