PR DEPOK – Covid-19 atau virus corona yang saat ini melanda dunia telah menganggu hampir diseluruh kehidupan manusia.
Sejak diduga pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019 silam jumlah kasus virus corona di dunia terus mengalami peningkatan.
Adapun subsektor yang tergangu akibat virus corona ini adalah ekonomi yang menyebabkan hilangnya pendapatan seseorang hingga berdampak kondisi gizi pada anak.
Baca Juga: NASA Adakan Sayembara Desain Toilet Ruang Angkasa, Hadiah Senilai Rp 287 Juta Siap Menanti
Berdasarkan laporan terbaru yang dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Antara United Nation Children’s Fund (UNICEF) mengatakan fasilitas kesehatan yang terbebani, rantai pasokan makanan yang terganggu, dan hilangnya pendapatan karena virus corona menyebabkan peningkatan tajam pada jumlah anak-anak yang mengalami masalah gizi di Indonesia.
“Covid-19 memukul keluarga yang paling rentan,” kata perwakilan UNICEF Debora Comini.
Dirinya mengaku khawatir jika seluruh komponen masyarakat tidak sigap menangani masalah tersebut, tingkat kematian pada anak berpotensi meningkat.
Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan dan Angin Kencang Diiringi Kilat Berpotensi Landa Sejumlah Wilayah Jabar
“Jika kita tidak segera meningkatkan layanan pencegahan dan perawatan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi, kita berisiko melihat peningkatan penyakit dan kematian anak terkait masalah ini,” ujarnya.
Permasalahan gizi merupakan salah satu fokus yang cukup serius untuk dihadapi khususnya oleh Indonesia sejak sebelum pandemi merebak.
Berdasarkan laporan yang dirilis dari Antara, saat ini lebih dari dua juta anak menderita gizi buruk dan lebih dari tujuh juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting.
Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Pengguna Sepeda Akan Dikenakan Pajak oleh Kemenhub
Estimasi UNICEF terbaru menunjukan dengan tidak adanya tindakan yang tepat waktu, jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sebesar 15 persen tahun ini akibat virus corona.***