Ilmuwan Tiongkok Sebut Flu Babi Berpotensi Jadi Pandemi, Kemenkes Pantau Peternak

2 Juli 2020, 10:12 WIB
Ilustrasi hewan babi. (Pixabay) /

PR DEPOK - Ilmuwan Tiongkok menyebutkan bahwa pihaknya kini menemukan bahwa virus influenza G4 EA H1N1 yang menyebabkan flu babi disebutkan berpotensi menjadi pandemi baru dan bisa menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

Merespons hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mewaspadai kemungkinan adanya serangan flu babi pada manusia.

Hal itu dilakukan dengan cara melakukan surveilans untuk mendeteksi setiap kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Baca Juga: Terdorong Pengurangan Stok AS dan Aktivitas Manufaktur, Harga Minyak Dunia Kembali Naik

"Jadi surveilans kita masih jalan untuk memantau kemungkinan mengenai hal itu. Untuk mendeteksi kemungkinan kasus pada orang atau petugas, pekerja yang bekerja di peternakan (peternakan babi). Itu sebenarnya ranahnya Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sepert dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara Kamis, 2 Juli 2020.

Selain melakukan surveilans, dia juga mengatakan bahwa Kemenkes memiliki tugas dan fungsi menginformasikan kemungkinan penemuan kasus pada orang yang sakit flu pada satu populasi tertentu, misalnya pada pekerja di peternakan babi.

"Kemudian oleh Puskesmas bersama Dinas Peternakan sama-sama melakukan kajian epidemiologi kalau di suatu daerah mungkin ada," ujarnya.

Baca Juga: Jepang Bingung Sikap Labil Indonesia, Minta Gabung Proyek Kereta Cepat Tiongkok Jakarta-Bandung

Kendati demikian, dia melanjutkan bahwa saat ini baik Kementan maupun Kemenkes belum menemukan potensi serangan flu babi galur baru tersebut, baik pada hewan maupun potensi penularannya dari hewan ke manusia.

"Kita belum ada laporan seperti itu," imbuhnya.

Nadia mengatakan virus tersebut pada dasarnya merupakan "self limiting desease" atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dan sudah dinyatakan sebagai flu biasa di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Anak Sekda Terlibat Kasus Narkoba, Polres Kabupaten Karawang Ringkus Tanpa Pandang Bulu

"Vaksinnya sudah ada. Jadi ya pertama vaksin hewan, karena flu babi, influenza pada hewan itu tentu sudah ada vaksin. Kemudian vaksin pada manusia, kalau memang diperlukan. Sebenarnya (untuk pencegahan) standarnya sama, cuci tangan, melakukan praktik-praktik untuk pencegahan dan sebagainya," ucap dia.

"Jadi, sampai sekarang kuncinya adalah surveilans. Selama surveilans jalan, kita tidak terlalu jadi masalah. Karena sampai saat ini belum ada kasus. Artinya, kita melihat kasus pada manusianya belum ada laporan. Tapi kasus pada hewannya juga kita tidak mendapat laporan dari Kementan," jelas Nadia.

Sebelumnya, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan menjelaskan bahwa virus flu babi (swine flu) berbeda dengan virus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF).

Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Biaya Rapid Test dan Tarif Tiket Pesawat Mahal, DPR: Kemenhub Harap Monitor

"Kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia pada saat ini adalah ASF dan bukan flu babi," tutur Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler