WHO Undang Menkes-Menlu Diapresiasi, CeDPPIS: Berbagi Pengalaman Terbaik dalam Penanganan Covid-19

6 November 2020, 09:50 WIB
Menkes RI, Terawan Agus Putranto. /Antara./

PR DEPOK - Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto baru-baru ini mendapatkan undangan dari World Health Organization (WHO).

Adapun undangan tersebut bertujuan untuk mendengarkan perkembangan pelaksanaan tinjauan intra-action review atau IAR dalam rangka meningkatkan pelayanan dan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Selain Menkes Terawan, WHO pun turut mengundang Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 6 November 2020, Capricorn dapat Peluang Bagus yang Harus Dimanfaatkan

Surat undangan tersebut dikirimkan WHO melalui Asisten Direktur Jenderal Kesiapan Darurat WHO, Jaouad Mahjour tertanggal 30 Oktober 2020. Pelaksanaan IAR sendiri akan dilakukan hari ini Jumat, 6 November 2020 pukul 17.00 WIB.

Terkait undangan dari WHO itu, Ketua Badan Pekerja Center for Democracy and Participative Policy Initiatives Studies (CeDPPIS), Muzzamil memberikan apresiasi.

“Direktur Jenderal (Dirjen) WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengundang mereka pada Jumat, 6 November 2020 pukul 11.00 waktu setempat atau 17.00 WIB,” ujar Muzzamil, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Ia mengatakan Menkes nantinya diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman terbaik penyelenggaraan tindakan dalam penanganan Covid-19.

Baca Juga: Habib Rizieq Siap Kembali ke Indonesia, Polda Metro Jaya Periksa Ulang Status Hukumnya

 

Menurutnya, upaya WHO mendengar langsung sudut lain pengalaman Indonesia dalam memerangi pandemi Covid-19, akan mengandung dua konsekuensi.

“Pertama, secara internal ini penyala suluh bagi negeri. Pemerintah dan masyarakat Indonesia secara persisten akan terus mengafirmasi seluruh kinerja terbaik penanganan, baik oleh garda terdepan pencegahan, yakni elemen nonmedis dengan 3M maupun garda terdepan penanganan pasien dengan 3T-nya,” katanya.

Pihak Kemenkes menyatakan telah menemukan seribu klaster penularan potensial.

“Tanpa sadar, berbagai upaya yang kita sendiri di dalam negeri dianggap biasa, justru dinilai sesuatu yang luar biasa di mata dunia,” kata Muzzamil.

Baca Juga: Keunggulan Suara Mulai Menurun, Donald Trump dan Pendukungnya Sebarkan Kebohongan Pemilu di Medsos

Kedua, yakni secara eksternal. Muzzamil menyebutkan jelas hal ini bukan hanya bentuk pengakuan dunia atau penghargaan dan penghormatan khusus bagi NKRI.

“Lebih jauh, secara multilateral ini bisa jadi entry point Indonesia berikutnya dalam kinerja peneguhan diplomasi kemanusiaan, kepeloporan inisiatif, bahkan kepercayaan global kepada Indonesia sebagai sekutu strategis dalam perang total dalam melawan pandemi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya sejauh ini tidak melihat hal ini sebagai sejenis ajang dikte atas nama komunitas global atau selubung kepentingan tertentu.

“Sebaliknya, kami berharap ini merupakan kesempatan baik Indonesia untuk mengambil peran lebih dalam pengarusutamaan kerja global melawan pandemi global. Kabar baik seperti ini harus kita apresiasi,” ucap Muzzamil.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler