Lebih lanjut, Refly Harun juga menyayangkan sikap presiden yang memberikan pernyataan agar tidak ada pihak yang mengganggu petugas.
“Jadi seolah-olah kematian 6 Laskar FPI itu tidak terlalu penting dibandingkan soal petugas atau aparat hukum yang dikatakan diserang atau diganggu dalam melakukan pekerjaannya. Ini sangat memprihatinkan,” sambungnya.
Menurut Refly, presiden di suatu negara layaknya seorang bapak yang mana rakyat adalah anaknya.
Seorang bapak seharusnya mengayomi anak-anaknya, sekalipun anak tersebut adalah anak nakal yang sering mengkritik kebijakan dan langkah presiden.
“Kita harus melihatnya sebagai sesuatu yang aspirasi saja, hak orang untuk minta mundur presiden, hak orang untuk misalnya mengatakan bahwa presiden sudah melanggar konstitusi, itu hak orang. Tapi yang penting semuanya, mekanismenya harus mengikuti mekanisme konstitusional yang sudah dibuat,” ujar Refly Harun.***