PR DEPOK – Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU), Akhmad Sahal, turut mengomentari insiden seorang siswi non muslim di salah satu SMK di Padang yang dipaksa mengenakan jilbab.
Berita tersebut belum lama ini viral lantaran pihak sekolah disebut melakukan pemaksaan kepada semua siswinya untuk memakai jilbab, tak terkecuali kepada siswi non-muslim.
Menanggapi hal ini, Akhmad Sahal menilai bahwa seharusnya negara yang menganut sistem demokrasi, tidak boleh memaksa dalam berkeyakinan.
Menurutnya, perkara pakai jilbab atau tidak itu adalah ranah hak berkeyakinan yang tidak boleh dipaksakan.
“(1) Dlm konteks demokrasi, jilbab itu ranah hak berkeyakinan. Ga boleh ada paksaan negara dlm soal keyakinan agama. Yg yakin jilbab wajib, silakan pakai. Yg yakin bahwa jilbab gak wajib ya silakan ga pake. Negara ga boleh memaksa berjilbab, atau memaksa copot jilbab,” katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
(1) Dlm konteks demokrasi, jilbab itu ranah hak berkeyakinan. Ga boleh ada paksaan negara dlm soal keyakinan agama.
Yg yakin jilbab wajib, silakan pakai. Yg yakin bahwa jilbab gak wajib ya silakan ga pake.
Negara ga boleh memaksa berjilbab, atau memaksa copot jilbab.— akhmad sahal (@sahaL_AS) January 23, 2021
Ia menuturkan, negara tidak boleh memaksa memakai jilbab atau memaksa untuk mencopot jilbab siapapun. Tak hanya kepada non muslim, menurut Akhmad Sahal, jilbab juga tak boleh dipaksakan pada yang beragama Islam.
“(2) Yg gak boleh dipaksa berjilbab oleh sekolah negeri harusnya bukan hanya siswi non muslim,” ujarnya melanjutkan.
Dalam cuitannya yang lain, Akhmad Sahal menjelaskan bahwa seorang siswi muslimah pun tidak boleh dipaksa dalam mengenakan jilbab.
“Siswi muslimah yg tak berjilbab pun TAK BOLEH dipaksa berjilbab oleh sekolah negeri. Seperti halnya siswi muslimah yg berjilbab TAK BOLEH dipaksa lepas jilbab oleh sekolah negeri,” ujar Akhmad Sahal.
(2) Yg gak boleh dipaksa berjilbab oleh sekolah negeri harusnya bukan hanya siswi non muslim.
Siswi muslimah yg tak berjilbab pun TAK BOLEH dipaksa berjilbab oleh sekolah negeri. Seperti halnya siswi muslimah yg berjilbab TAK BOLEH dipaksa lepas jilbab oleh sekolah negeri.— akhmad sahal (@sahaL_AS) January 23, 2021
Baca Juga: Ingin Panjang Umur? Konsumsi 10 Makanan Ini Secara Teratur untuk Hidup yang Lebih Lama dan Sehat
Diberitakan sebelumnya, seorang siswi non-muslim di salah satu SMK di Padang dipaksa untuk mengenakan jilbab. Berdasarkan keterangan dari orang tua siswi tersebut, ia dipanggil oleh pihak sekolah lantaran sang anak menolak untuk mengenakan jilbab.
Hal ini lantas menjadi viral di media sosial lantaran SMK tersebut dinilai tidak menerapkan toleransi. Namun, kabar terbaru menyebutkan bahwa Kepala Sekolah SMK tersebut telah menyampaikan permohonan maaf.
“Saya selaku Kepala Sekolah di SMK 2 Padang menyampaikan permintaan maaf atas persoalan itu. Hal ini pun telah kami selesaikan dengan orang tua murid,” ujar Kepala Sekolah SMK 2 Padang, Rusmadi.
Baca Juga: Megawati dan JK Berpotensi Maju di Pilpres 2024, Refly Harun: Keduanya Bisa Menjabat 2 Periode
Ia pun berharap agar permasalahan ini tidak berbuntut pada pergesekan antar umat beragama.
“Makanya atas kesalahpahaman ini, saya minta maaf. Semoga persoalan ini tidak jadi pergesekan antara hidup beragama, tidak hanya di Padang, tapi seluruh negara, karena video ini viral di media sosial,” tuturnya dalam jumpa pers pada 22 Januari 2021 lalu.***