Politisi PKPI itu kembali menegaskan bahwa menghina seorang individu berbeda dengan menghina suatu suku tertentu.
“Ini hanya contoh saja, beda antara menghina seseorang dengan dugaan menghina suku,” tulisnya.
Dalam cuitannya yang lain, Teddy mewanti-wanti agar tidak ada yang menyebut bahwa Natalius Pigai dihina dari sukunya, karena ia dihina sebagai individu bukan berdasarkan sukunya.
Baca Juga: Login eform bri.co.id/bpum, Cek Nama Penerima BLT BPUM UMKM Rp2,4 juta
“Ketika @NataliusPigai2 dihina, disamakan dgn gorilla, maka yg dihina dirinya, bukan sukunya. Jgn sampai ada yg memframing bhw yg dihina sukunya. Sama ketika pak @jokowi dihina, disamakan dgn monyet, tdk ada yg graming bhw sukunya yg dihina. Jangan coba2 mengganggu Indonesia ya..” kata Teddy Gusnaidi.
Di sisi lain, Pigai juga telah mengklarifikasi bahwa dirinya tidak merasa menghina suku Jawa.
Menurutnya, ia hanya menyampaikan kritik terhadap kegagalan sistem politik Indonesia.
Sy kritik kegagalan sistem politik & dampaknya & perubahan UU Pemilu yg Pancasila & Bhineka. Yg like video 590 org & dislike cuma 28 org. Ko Sy dibilang hina Jawa?. Itu kritik bkn hina. Mis: by design hy 1 suku pimpin 74 thn. Sy dgn tanya apa org luar Jw itu babu? mana hinanya? pic.twitter.com/FJ7wyxZWZn— NataliusPigai (@NataliusPigai2) January 28, 2021
“Sy kritik kegagalan sistem politik & dampaknya & perubahan UU Pemilu yg Pancasila & Bhineka. Yg like video 590 org. Ko sy dibilang hina Jawa? itu kritik bkn hina. Mis: by design hy 1 suku pimpin 74 thn. Sy dgn tanya apa orang luar Jw itu babu? Mana hinanya?” cuit aktivis HAM tersebut.***