Data Pemerintah Pusat Soal Naiknya Kasus Covid-19 Disebut Kasus Lama, Ridwan Kamil Klaim Jabar Alami Penurunan

HM
- 3 Februari 2021, 13:45 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Selasa 2 Februari 2021.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Selasa 2 Februari 2021. /Humas Jabar

Kang Emil juga mengklaim kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat indikator penanggulangan pandemi Covid-19 di Jawa Barat juga ikut membaik.

"Kami memutuskan bahwa PPKM ini kalau datanya bagus, tapi kalau hanya dikejar kasus aktif nggak akurat kan. Saya minta media kalau boleh saya kasih data lab harian. Itu coba viralkan bahwa PPKM bagus menurut data kami mah," ujarnya.

Baca Juga: Singgung Keanggotan Moeldoko di Demokrat, Christ Wamea: Habis Maling Bansos, Mau Maling Partai

Kang Emil menuturkan keberhasilan kebijakan PPKM bisa dilihat dari indeks mobilitas dan kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan yang mengalami peningkatan signifikan.  

Berdasarkan data yang disampaikan Kang Emil, pada Januari kepatuhan warga secara kumulatif memakai masker ada di angka 50 persen, sekarang sudah 83 persen kemudian tingkat kepatuhan jaga jarak awal Januari tersurvei 47 atau 48 persen, sekarang sudah 81 persen.

Petugas di lapangan total sudah menegur 9,7 juta warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan di tempat publik selama PPKM. 

Baca Juga: Respons Pernyataan AHY Soal Kudeta Demokrat, Dedek Prayudi: Hati-hati, Statement Anda Keras-Konfrontatif!

"Dan yang paling disiplin masker sekarang ini adalah Kota Cimahi, dan paling tidak disiplin adalah Kabupaten Bekasi. Yang jaga jarak juaranya adalah kabupaten Bandung juga di atas 90 persen, yang paling tidak bisa jaga jarak juga Kabupaten Bekasi," kata Kang Emil.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pihaknya menyatakan bahwa sejauh ini tidak pernah berpikir untuk membuat kebijakan karantina yang sifatnya seperti lockdown.

Terlebih pihaknya juga kembali menyoroti input data harian aktif yang menjadi acuan, yang dikatakannya tidak akurat.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x