PR DEPOK - Penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hingga kini masih dilakukan investigasi oleh pihak berwenang.
Hingga kini, memori CVR masih belum ditemukan, dan masih dalam proses pencarian di dasar laut Kepulauan Seribu.
Saat pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang, disinyalir ada pesawat lain dibelakangnya dengan rute penerbangan yang sama yakni menuju Pontianak.
Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia M Pramintohadi Sukarno mengatakannya dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2021.
Pramintohadi menuturkan, bahwa pada ketinggian 11.000 terdapat pesawat lain, yakni pesawat AirAsia dengan rute yang sama yakni menuju ke Pontianak.
“Saat diizinkan oleh ATC diinstruksikan naik ke ketinggian 11.000 kaki, ini memang dijawab pilot ‘clear’. Karena pada ketinggian sama ada pesawat sama yang akan terbang juga ke Pontianak, yaitu AirAsia, saat ketinggian 10.600 kaki, diinstruksikan oleh ATC naik ke 13.000 kaki dan masih direspon baik oleh Sriwijaya SJ-182,” kata Pramintohadi.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 3 Februari 2021, Melihat Rafael Usap Air Mata Andin, Akankah Al Menyerah?
Ia juga menuturkan bahwa tidak ada laporan terkait kendala dari kondisi pesawat yang tidak normal selama proses komunikasi dengan ATC berlangsung, sejak 14.36 WIB hingga 14.29 WIB.
“Semua berlangsung dengan normal,” ujar Pramintohadi, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Lanjutnya, namun terpantau dari layar radar ATC pada pukul 14.39 WIB, SJ 182 berbelok ke kiri arah barat laut, padahal seharusnya berbelok ke arah kanan 075 derajat.
ATC melakukan konfirmasi arah lagi pada pukul 14.40 WIB, namun tidak ada respon yang diterima dan target hilang dari layar radar.
“ATC berusaha memanggil berulang kali sampai 11 kali dibantu oleh penerbangan lain, penerbangan Garuda untuk melakukan komunikasi dengan SJ-182 namun tidak ada respons. Demikian terjadi dari 14.36 sampai dengan 14.40,” kata Pramintohadi.***