PR DEPOK – Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Henry Subiakto sebelumnya membuat cuitan yang bernada sindiran.
Sindiran tersebut diduga ia berikan ke salah satu tokoh nasional yang diduga mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti terkait jenjang pendidikan yang diselesaikan.
Ia mengungkapkan bahwa ada seorang tokoh yang tidak tamat sekolah, tapi memiliki jabatan tinggi serta perusahaan yang mentereng.
Baca Juga: Abu Janda Akui Dibayar Saat Pilpres 2019, Refly: Sumber Uangnya dari Pribadi, Kampanye, atau Negara?
“Ada tokoh yg sekolah gak tamat, tp jabatannya melambung, dan perusahaanya untung,” ujarnya dikutip dari akun Twitter @henrysubiakto.
Menurut penjelasannya, jabatan tokoh tersebut digantikan oleh seorang tokoh lainnya.
“Kemarin jabatannya diganti orang yg kebijakannya gak nyambung, tambah perusahaan miliknya lg buntung,” tuturnya.
Ia menilai, manuver yang dilakukan tokoh nasional itu merupakan hal lumrah.
Pasalnya, kata dia, di tahun politik 2022 atau 2024 nantinya sang tokoh mendapat peruntungan.
“Logislah lalu bermanuver politik, siapa tahu 2022/2024 kembali beruntung,” ucap dosen Universitas Airlangga (Unair) itu.
Pernyataan tersebut mendapat sorotan dari sejumlah pihak, salah satunya tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan atau Gus Umar.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter-nya, Gus Umar mengatakan bahwa Henry yang merupakan seorang profesor hanya menduduki jabatan sebagai staf di Menkominfo.
Ia mengingatkan Henry bahwa Megawati Soekarnoputri yang notabene merupakan seorang lulusan SMA, mampu menjadi seorang Presiden.
“Anda Profesor cuma staf, anda tahu gak bu megawati tamat SMA bisa jd presiden,” tutur Gus Umar pada Kamis, 4 Februari 2021.
Anda Profesor cuma staf, anda tahu gak bu megawati tamat SMA bisa jd presiden. Begitu bangganya anda dgn gelar profesor anda. Miris https://t.co/3B5JvhB9KL— Gus Umar Syadat (@UmarHasibuan_75) February 4, 2021
Lebih lanjut, Gus Umar menyesalkan sikap Henry yang begitu bangga dengan gelar profesornya.
“Begitu bangganya anda dgn gelar profesor anda. Miris,” kata Gus Umar.***