PR DEPOK - Kredibilitas Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI), lembaga yang menganugerahkan gelar Pahlawan Transportasi kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dipertanyakan oleh sejumlah pihak.
Gelar Pahlawan Transportasi yang dinobatkan kepada Anies Baswedan karena dianggap telah berhasil membangun transportasi ramah lingkungan yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Masuk dalam daftar 21 pahlawan bertajuk 21 Heroes 2021, nama Anies Baswedan disejajarkan dengan CEO SpaceX, Arsitek Produksi Tesla Elon Musk hingga Walikota Paris Anne Hidalgo yang juga masuk dalam daftar tersebut.
Merasa ragu dengan kredibilitas TUMI, mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengorek latar belakang lembaga yang telah memberikan Anies gelar pahlawan Transportasi itu.
Disampaikan Ferdinand melalui cuitan di akun Twitter miliknya @FerdinandHaean3, disebutkan ia TUMI hanya sebagai organisasi kecil dan bukan lembaga internasional yang dikenal.
Hal tersebut ia simpulkan setelah melihat dua hari setelah rilis 21 Heroes 2021 TUMI yang diunggah melalui akun Twitter @TUMInitiative, hanya dikomentari oleh 91 orang, di-retweet 286 kali, dan disukai oleh 349 akun.
Lebih lanjut menurut Ferdinand, akun Twitter TUMI juga dikatakannya ikut dalam program follback, sebuah cara menaikan follower dengan saling follow satu sama lain.
"Ini akun Twitter TUMI, follower, dan following-nya bikin geli, kupikir dia ikut program follback. Sdh 2 hari 21 Heroes dirilis, ternyata yg komen cm 91, RT 286 dan Like 349. Sungguh ini menunjukkan TUMI cm organisaai kecil dan bkn lembaga internasional yg dikenal,” katanya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Melihat hal tersebut, Ferdinand sangat menyayangkan, padahal menurut dia Anies Baswedan beserta pendukungnya sudah sangat bangga menerima penghargaan dari TUMI tersebut.
“Apa tidak melihat dulu latar belakang lembaganya?,” ujarnya melanjutkan.
Dengan tidak melihat lebih jauh profil dari lembaga yang menobatkan Anies Baswedan sebagai Pahlawan Transportasi, Ferdinand menilai pihak Anies Baswedan “bermental inlander”.
“Melihat asing itu sdh pokoknya hebat luar biasa semua. Ternyata potensi karakter jd antek asing sgt tinggi,” kata Ferdinand.
Maka, jika melihat dari informasi yang diberikan TUMI, Ferdinand menduga lembaga ini tak beda jauh dengan LSM kecil yang ada di Indonesia.
“Tak perduli latar lembaga dan rekam jejaknya, yang penting ada kop surat, stempel dan direktur yang memimpin,” ujarnya.
Ferdinand menuturkan, jika dirinya ada di posisi Anies Baswedan ia akan merasa malu jika hanya mendapatkan penghargaan dari lembaga sekelas LSM kecil yang jumlahnya di Indonesia juga banyak.
“Jualan opininya disebut sejajar dengan Elon Musk Tesla padahal Elon Musk tak sedikitpun bicara ttg TUMI dan penghargaannya wkwkwkwk,” ujar Ferdinand.
Jualan opininya disebut sejajar dengan Elon Mask Tesla ???????? padahal Elon Mask tak sedikitpun bicara ttg TUMI dan penghargaannya wkwkwkwk
Menasukkan nana org hebat sih bebas sj, tp apakah org itu berkenan dan menerima? Belum tentu. ????— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 7, 2021
Menurutnya, memasukan nama orang hebat memang tidak dilarang, namun belum tentu orang itu berkenan dan menerimanya.***