Menurutnya, Komnas HAM bertindak hati-hati dan terlihat ketakutan karena dua hal.
“Pertama, Komnas HAM ini individunya ditekan habis-habisan ditekan penguasa. Mungkin tekanan fisik, atau segala macam,” ucapnya menjelaskan.
Lebih jauh, ia menerangkan poin kedua ialah Komnas HAM memang merupakan proksi dari kekuasaan.
Pernyataan tersebut didasari alasan bahwa penentuan Komnas HAM menurutnya adalah hasil tukar tambah politik.
“Karena orang menganggap dari dulu Komnas HAM tukar tambah politik. Kekuasaan ingin memperlihatkan bahwa ada pengakraban pada HAM makanya Komnas HAM didirikan,” ujarnya.
Oleh karena itu, dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu kembali bertanya soal komitmen Komnas HAM.
“Komnas HAM merasa ketakutan sebagai individu lantaran ditekan, atau memang memberikan pelayanan palsu terhadap HAM,” kata Rocky Gerung.***