PR DEPOK - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan turut menyoroti wafatnya Soni Ernata atau Ustaz Maaher at-Thuwailibi.
Menurut Novel Baswedan, meninggalnya Ustaz Maaher di Rutan Bareskrim memperlihatkan bahwa tidak ada toleransi untuk tahanan yang sedang sakit.
Novel Baswedan juga menyinggung polisi karena dianggap keterlaluan memperlakukan seorang ustaz seperti itu.
Baca Juga: 5 Tips Sederhana bagi Orang Tua untuk Memastikan Interaksi Anak Aman dalam Dunia Digital
“Innalillahi Wainnailaihi Rojiun Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri. Pdhl kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Org sakit, kenapa dipaksakan ditahan? Aparat jgn keterlaluanlah.. Apalagi dgn Ustadz. Ini bukan sepele lho,” kata dia.
Pernyataan Novel Baswedan tersebut pun ditanggapi oleh sejumlah pihak, salah satunya politisi PDI Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung.
Dewi Tanjung mengatakan bahwa Novel melupakan kasus sarang burung walet, saat itu dia menembak mati dan menyiksa tersangkanya.
Tanggapan tersebut disampaikan Dewi Tanjung melalui akun Twitter pribadinya @DTanjung15 pada Rabu, 10 Februari 2021.