PR DEPOK - Ferdinand Hutahaean angkat bicara terkait kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menimbulkan klaim aksi pidana melanggar prokes karena keramaian.
Kunjungan kerja Presiden Jokowi di Maumere, NTT yang menciptakan keramaian telah disamakan dengan aksi pidana yang ditimbulkan oleh Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu di Petamburan.
Terkait hal kerumunan yang ditimbulkan Presiden Jokowi dan Habib Rizieq, Ferdinand Hutahaean berkomentar melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3.
“Lihat sj komentar mereka..!! Mengapa Rizieq Shihab ditangkap ditahan saja tidak mengerti..!,” tulis Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Ferdinand Hutahaean berpendapat bahwa komentar-komentar yang mengklaim kerumunan yang ditimbulkan Presiden Jokowi dan Habib Rizieq itu sama adalah komentar yang didasarkan pada kebencian.
“Ternyata mmg selain kebencian dan ketidaksukaan yang mengental di hati qadrun, mereka memang bodoh2. Membedakan yg sgt berbeda pun tak mampu karena kebodohan dibalut kebencian,” kata Ferdinand Hutahaean.
Ternyata mmg selain kebencian dan ketidak sukaan yang mengental dihati qadrun, mereka mmg bodoh2.
Membedakan yg sgt berbeda pun tak mampu karena kebodohan dibalut kebencian.
Lihat sj komentar mereka..!! Mengapa Rizieq Sihab ditangkap ditahan saja tidak mengerti..!— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 25, 2021
Ferdinand Hutahaean mengklaim komentar-komentar yang muncul akibat kerumunan yang ditimbulkan Presiden Jokowi di NTT adalah komentar yang tidak berkualitas.
Karena itu, Ferdinand Hutahaean berharap agar siapapun berhenti memberikan komentar yang menyamakan kerumunan yang ditimbulkan Presiden Jokowi dan Habib Rizieq.
“Saya berharap siapapun agar berhenti berkomentar tak berkualitas dan tak bermutu soal kerumunan di NTT,” katanya.
Lebih lanjut, Ferdinand Hutahaean juga memberikan pendapat tegas atas komentar-komentar yang menyamakan kerumunan yang ditimbulkan Presiden Jokowi dan Rizieq Shihab.
Ferdinand Hutahaean berpendapat tidak ada gunanya komentar-komentar yang didasarkan pada opini negatif karena Presiden Jokowi tidak melakukan aksi pidana di NTT.
“Tidak ada gunanya terus membangun opini negatif, karena rakyat Indonesia yg normal berpikirnya sgt paham bahwa Pak Jokowi tdk melakukan perbuatan pidana apapun disitu,” ujar dia.
Saya berharap siapapun agar berhenti berkomentar tak berkualitas dan tak bermutu soal kerumunan di NTT.
Tidak ada gunanya terus membangun opini negatif, karena rakyat Indonesia yg normal berpikirnya sgt paham bahwa pak Jokowi tdk melakukan perbuatan pidana apapun disitu.— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 25, 2021
Sebelumnya, Presiden Jokowi dijadwalkan melaksanakan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara NTT pada 2 daerah.
Presiden Jokowi mengunjungi NTT yaitu Maumere untuk meresmikan bendungan Napun Gete dan memantau Lumbung Pangan di Sumba pada Selasa, 23 Februari 2021 lalu.***