PR DEPOK - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean baru-baru ini menanggapi terpilihnya Ketua Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB).
Seperti diketahui bersama, hasil dari KLB yang diselenggarakan oleh sebagian kader Demokrat di Sumatera Utara itu menyatakan bahwa Moeldoko ditunjuk sebagai pengganti Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Moeldoko dikabarkan menang dari Marzuki Alie yang juga merupakan kandidat Ketua Umum di acara KLB tersebut.
Terkait hal itu, Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 tidak terlalu memperdulikan status dari KLB yang diadakan pada Jumat, 5 Maret 2021 tersebut.
Mengingat bahwa KLB ini dinyatakan ilegal atau tidak sah oleh Ketua Majelis Tinggi Partai, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Meski demikian, Ferdinand tetap menyampaikan selamat pada pihak yang menurutnya telah mencapai prestasi kebaikan atau dalam hal ini adalah Moeldoko.
Lebih lanjut, menurutnya, mengucapkan selamat pada pihak yang ia maksud adalah suatu hal yang baik.
"Terlepas dari status sah arau (atau) tidaknya KLB Demokrat di Deli Serdang, mengucapkan selamat kepada seseorang yang mencapai sebuah prestasi kebaikan adalah baik," ucap Ferdinand.
Lantaran menganggap baik tindakannya tersebut, Ferdinand lantas mengucapkan selamat pada Moeldoko yang telah menang dari Marzuki Alie dan mengganti posisi AHY saat ini.
Baca Juga: Sulit Pahami Materi Saat Belajar Online? Simak 7 Tips Berikut Ini
"Mk itu sy ucapkan SELAMAT KEPADA JEND TNI (P) DR MOELDOKO," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Sabtu, 6 Maret 2021.
Diketahui sebelumnya, pelaksanaan acara KLB di Hotel The Hill Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara tersebut masih diperdebatkan dan disebut-sebut banyak warganet di media sosial.
Pasalnya, para kader partai Demokrat terbelah menjadi dua kubu, satu yang bertahan membela AHY dan pihak lainnya yang menginginkan AHY lengser dari jabatannya.
Saat KLB dilaksanakan, SBY menyatakan bahwa acara tersebut tidak sah karena tidak memenuhi syarat. Belum lagi, sikap Moeldoko sebagai pihak eksternal partai, yang dianggap mengambilalih secara sepihak membuat SBY geram.***