Megawati Minta Politikus Belajar dari Kodok, Said Didu: Asal Jangan Gaya Kodok Ya Bu yang Menjilat ke Atas

- 25 Maret 2021, 18:00 WIB
Said Didu.
Said Didu. /Tangkapan layar YouTube ILC//

PR DEPOK – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengajak para kader dan politikus lainnya untuk belajar kehidupan dari filosofi tiga binatang, yakni, kunang-kunang, kodok, dan kupu-kupu.

“Kenapa saya mengambil secara identik dari binatang? Ada tiga, kunang-kunang, kodok, dan kupu-kupu,” kata Megawati seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube PDI Perjuangan.

Megawati mengaku telah mempelajari ketiga binatang tersebut. Ia pun menjelaskan bahwa binatang itu hidup karena diberikan tugas oleh sang pencipta, sebagaimana manusia.

Baca Juga: Pemegang KTP Depok Bisa Lakukan Vaksinasi Covid-19 di Parkiran RSUI hingga Mei 2021, Simak Informasi Berikut

“Satu, kunang-kunang, adalah penyaring udara. Jadi, yang namanya kunang-kunang itu tidak akan hidup kalau udara tidak bersih. Coba saja kalau kurang percaya,” ucap Megawati.

Ia menerangkan, daur hidup kunang-kunang yaitu ketika telurnya masuk ke tanah, kunang-kunang akan muncul lagi ke atas (permukaan) sekitar dua tahun.

“Apa artinya? Itu prihatin kan, dua tahun loh dia di tanah tuh ngumpet. Lalu keluar dan tugasnya hanya kira-kira dua minggu-an. Untuk apa? Untuk reproduksi supaya yang namanya alam ini bisa di deteksi hawanya bagus apa tidak,” terangnya.

Kedua, kodok. Megawati mengatakan kodok diciptakan sebagai petugas semprot alam untuk mengusir serangga dan nyamuk.

Baca Juga: Tips Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 16, Simak 5 Hal Penting Berikut ini

“Kodok. Saya punya kodok kecil-kecil, supaya apa? Supaya dia memakan serangga, nyamuk. Kenapa? Nggak usah disemprot-semprot, itu adalah petugas semprot alam. Pelihara aja kodok banyak-banyak, jadi jentik-jentik itu dimakan kodok. Ketika mulai sudah jadi nyamuk, dimakan kodok,” jelasnya.

Ketiga, kupu-kupu. Megawati menuturkan proses untuk menjadi kupu-kupu adalah berawal dari seekor ulat yang kemudian menjadi kepompong.

Ia menyebut menjadi kepompong sangat menderita karena seolah disuruh sembunyi di penjara dalam waktu yang lama, dan setelah itu diizinkan keluar menjadi kupu-kupu yang indah.

“Untuk apa? Dia menghisap madu, bunga-bungaan. Apa artinya? Dia menyebarkan telurnya, untuk supaya apa? Untuk memberi makan kepada makhluk yang lain,” imbuhnya.

Baca Juga: Segera Daftar Kartu Prakerja Gelombang 16 di prakerja.go.id dan Ketahui Tanda Lolos Kartu Prakerja

Megawati pun menegaskan itu adalah filosofi tinggi yang bisa diambil dari binatang. Seharusnya, sebagai manusia yang memiliki akal, kita bisa lebih bermanfaat untuk sesama bukan malah menjadi penjahat.

“Itu hanya binatang saja loh filosofinya sangat tinggi. Kerja mereka diperintah oleh Allah, kita dikasih pikiran tapi malah jadi penjahat. Mereka tidak pernah, hidup dengan bersih. Kalau boleh ada hati, hatinya suci. Hanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh yang di atas. Eling! Pada eling!” tegasnya.

Pernyataan Megawati ini pun kemudian turut dikomentari mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu pada Kamis, 25 Maret 2021.

Tangkapan layar cuitan Said Didu./Twitter/@msaid_didu
Tangkapan layar cuitan Said Didu./Twitter/@msaid_didu

Said Didu mengatakan tidak apa-apa jika mengambil filosofi kehidupan dari kodok, asal jangan menirukan gaya yang dimiliki kodok.

Lantas ia menyinggung soal gaya kodok yang menurutnya kerap menjilat ke atas, hingga menyingkirkan siapapun yang berada disamping.

“Asal jangan gaya kodok ya Bu. Menjilat ke atas, menendang ke belakang dan menyingkirkan yg disamping,” ujar Said Didu.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: YouTube Sobat Dosen Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x