Ia pun mengungkapkan pengalaman yang terjadi puluhan tahun terkait alur penanaman padi. Menurutnya, kemandirian pangan harus menjadi program utama di negeri agraris ini.
"Trlbh jk lihat pengalaman puluhan tahun,alur tanam padi sdh menghasilkan alur yg 'tetap'. Panen raya di bln Feb-Mei (60-65% dr total produksi),panen gadu Juni-Sept (25-30% dr total produksi) & paceklik Okt-Januari. Kemandirian pangan mestiny jd program utama di negeri agraris ini," kata Mardani Ali.
Mardani juga mengatakan bahwa impor beras memang terkadang bisa memenuhi kebutuhan kualitas maupun harga, tetapi jangan sampai mengorbankan petani. Kedua hal ini harus adil.
"Memang impor terkadang bisa memenuhi kebutuhan kualitas maupun harga tertentu. Namun jangan korbankan petani, kedua kepentingan tersebut mesti diakomodasi secara adil. Pemerintah harus bisa menyeimbangkan antara ekonomi, efisiensi teknis sampai aspek sosial," kata Mardani, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Ia pun menjelaskan pada tahun 2018, impor beras sebanyak 1,785 juta ton dan sampai saat ini masih tersisa 106.642 ton. Sisa beras tersebut dinyatakan telah menurun kadar mutunya. Menurut Mardani, impor beras bukanlah solusi.
"Ingat pengalaman 2018, dari 1,785 juta ton beras yang diimpor, saat ini masih tersisa 106.642 ton. Bulog menyatakan beras tsb sudah turun mutunya. Impor bukan solusi atas persoalan kesenjangan stok beras antardaerah," ujar Mardani Ali Sera.
Mardani pun menegaskan, bahwa saat panen raya mestinya distribusi lebih diperkuat.
"Disaat panen mestinya distribusi diperkuat sampai stok bisa disalurkan ke daerah yang defisit," kata Mardani.