PR DEPOK – Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean melontarkan pernyataan menohok terhadap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera.
Sebelumnya, Mardani Ali menegaskan bahwa terorisme adalah musuh bersama bagi masyarakat.
Menurut penilaian Mardani Ali, memberantas terorisme harus dengan cara yang sistematis, bijak, dan akurat.
Tak cukup sampai di situ, Mardani Ali juga menyatakan bahwa pihak intelijen mempunyai tugas untuk memberikan informasi akurat terkait jaringa terorisme.
Kemudian, Mardani Ali meminta pihak intelijen untuk tidak memberantas jaringan terorisme dengan obsesi, persepsi, dan emosi.
Terkait hal tersebut, Ferdinand melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 semprot Mardani Ali soal pemberantasan terorisme.
Ferdinand pun meminta Mardani Ali untuk turut membantu pemerintah memberantas terorisme dengan tidak mendukung dan tidak menjadi bagian dari kelompok radikal dan intoleran.
“Bung, coba bantu pemerintah urus radikalisme terorisme dgn cara tdk mendukung atau tdk menjadi bagian dari kelompok radikal intoleran,” kata Ferdinand seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Kamis, 1 April 2021.
Selain itu, Ferdinand mendesak Mardani untuk menegur sejumlah pendakwah yang mengajarkan kebencian.
“Cobalah sesekali tegur pendakwah2 yg menyesatkan dan mengajari kebencian,” ujar dia menegaskan.
Dengan demikian, menurut Ferdinand, hal itu menjadi bukti nyata bahwa PKS turut melawan terorisme.
“Itu salah satu bukti kalau PKS turut memusuhi terorisme, bkn ngomong saja,” ujar Ferdinand.
Bung, coba bantu pemerintah urus radikalisme terorisme dgn cara tdk mendukung atau tdk menjadi bagian dari kelompok radikal intoleran. Cobalah sesekali tegur pendakwah2 yg menyesatkan dan mengajari kebencian. Itu salah satu bukti kalau PKS turut memusuhi terorisme, bkn ngomong sj https://t.co/e29IdTI8W6— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) March 31, 2021
Sebagaimana diberitakan, sebuah serangan yang dilakukan terduga teroris berinisial ZA terjadi pada Rabu, 31 Maret 2021 di Markas Besar (Mabes) Polri.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menjelaskan bahwa pelaku penyerangan di Mabes Polri oleh ZA hanya dilakukan sendiri atau lone wolf.
Menurut keterangan Listyo Sigit, berdasarkan penelusuran terhadap pelaku, ZA memiliki paham ISIS.
Lebih lanjut, Listyo Sigit menjelaskan bahwa penyerangan terjadi sekira pukul 16.30 WIB di Mabes Polri.
Pelaku mulanya menanyakan pos polisi. Namun, langsung melakulan penyerangan dengan menembaki petugas sebanyak 6 kali.
Akibat serangan itu, polisi pun mengambil tindakan tegas dengan menembak pelaku hingga tewas.***