"Direksi PT. PELNI punya mekanisme internal. Nah jika mekanisme itu dilanggar, maka mereka berhak utk membatalkan acara & membatalkan semua pembicara," ujar Teddy Gusnaidi.
Ia juga mengatakan, tentu PT Pelni ingin perusahaanya tidak kecolongan terkait acara tersebut.
"Tentu mereka ingin menjaga & lebih mendalami dgn jelas, agar jangan sampai kecolongan di acara tsb. Dan itu bukan urusan LSM MUI," kata Teddy Gusnaidi.
Diketahui sebelumnya, dari pihak PT Pelni, Dede Budhyarto telah menemui Cholil Nafis untuk bersilaturahmi dan meminta maaf atas kegaduhan terkait pembatalan kajian Ramadan yang diduga adanya radikalisme.
Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter pribadinya @kangdede78, pada Minggu, 11 April 2021.
"Alhamdulillah saya hari ini dapat silaturrahmi dgn Kyai @cholilnafis untuk tabayyun dan minta maaf terkait "kegaduhan" yg sempat muncul kemarin. Saya jelaskan kajian&dakwah di @pelni162 tetap berjalan&meminta kesediaan Yai Cholil selaku Ketua Bidang Dakwah MUI membimbingnya," kata Dede Budhyarto.
PT. Pelni dan BUMN lainnya punya aturan tersendiri, mereka sangat paham bgmn menjaga agar para pekerja di BUMN tidak terkontaminasi dengan ajaran radikalisme dan bagaimana cara memberantasnya.
Fokus saja sebagai Tukang stempel Halal, jangan urusin urusan yg tidak kalian pahami.— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) April 11, 2021
Menanggapi cuitan Dede Budhyarto, Cholil Nafis selaku narasumber dari kajian Ramadan di PT Pelni itu pun mengungkapkan rasa terima kasihnya.
"Terima kasih silaturrahimnya kang @dedeBudhyarto, insya Allah ke depan kita terus bekerjasama membimbing dan melayani umat," ujar Cholil Nafis.***