Seperti diketahui, pengisi dalam kajian Ramadhan 1442 H di PT Pelni itu mencakup ustaz Firanda Andirja, ustaz Rizal Yuliar, ustaz Syafiq Riza Basalamah, dan Cholil Nafis yang sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Di sela-sela cuitannya, ia juga turut menyampaikan permohonan maaf kepada Cholil Nafis terkait polemik pembatalan yang menjadi bahan perbincangan publik itu.
Baca Juga: Heran Orang-orang Skeptis pada Bukit Algoritma, Sumantri Suwarno: Apa Sih yang Salah dengan Mimpi?
"Bukan krn kecaman bnyk pihak, saya minta maaf krn Kyai Cholil tidak termasuk. Kajian di @pelni162 mmng selama Ramadhan tetap ada. Yg DIBATALKAN yg ada dalam flyer," tulisnya.
Terkait polemik tersebut, dalam channel YouTube Rocky Gerung Official, Hersubeno Arief selaku moderator meminta Rocky untuk menanggapi polemik pembatalan tersebut.
Rocky Gerung berpendapat soal posisi komisaris yang kini berubah menjadi seorang "mata-mata".
"Komisaris jadi mata-mata dewan ideologi," ujar Akademisi tersebut.
Pendiri Sekolah Demokrasi itu pun menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh Komisaris PT Pelni tersebut dungu.
Menurutnya, komisaris itu harus meminta maaf kepada rakyat.