PR DEPOK - Politisi PDI Perjuangan, Dewi Tanjung menanggapi kabar pelaporan terhadap Ustaz Yahya Waloni yang diduga telah menghina agama Kristen.
Nyai sapaan akrab Dewi Tanjung tersebut menyampaikan harapannya agar laporan yang diajukan terhadap Ustaz Yahya Waloni segera diproses oleh pihak kepolisian.
Hal itu dilakukan menurut Dewi Tanjung agar kerukunan antar umat beragama kembali terjaga.
"Kepada aparat Kepolisian Nyai berharap Laporan kepada ustad Abal-abal yg bernama Yahya Waloni segera di Proses demi terciptanya kerukunan antar umat beragama," kata Dewi Tanjung seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @DTanjung15 pada Rabu, 21 April 2021.
Selain itu, Dewi Tanjung juga menilai bahwa Yahya Waloni bukan lah seorang ustaz maupun ulama.
Dia berpendapat, Yahya Waloni hanya menjadikan gelar ustaz sebagai tumpangan dalam mencari uang untuk makan.
"Yahya Waloni bukan ustad atau ulama dia yg Numpang Nyari makan menjadi ustaz di agama Islam," ucapnya menambahkan.
Melanjutkan pernyataannya itu, Dewi Tanjung lantas dengan tegas menyerukan agar Yahya Waloni segera ditangkap.
"TANGKAP YAHYA WALONI..!!!" ujar Dewi Tanjung mengakhiri cuitannya.
Diketahui sebelumnya, nama Ustaz Yahya Waloni sempat disebut-sebut sejumlah pihak lantaran isi ceramahnya yang keras terkait agama Kristen.
Baca Juga: Segera Cek Daftar Nama Penerima Banpres BPUM BLT UMKM 2021 di Link eform.bri.co.id/bpum
Meski demikian Ustaz Yahya Waloni mengaku belum pernah mendapat teguran atau dilaporkan oleh pemeluk agama Kristen karena ceramahnya itu.
Dia bahkan dalam ceramahnya beberapa tahun silam menantang siapa saja untuk melaporkan dirinya ke polisi.
Namun terkait pelaporan itu, Ustaz Yahya Waloni hanya pernah dilaporkan oleh sejumlah pihak ke kepolisian pada 2018 lalu.
Akan tetapi bukan karena isi ceramahnya, ia dilaporkan saat itu lantaran dugaan pencemaran nama baik pada beberapa tokoh.
Sejumlah tokoh tersebut di antaranya adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan pada Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin.***