"PP SNP tersebut dibuat tanpa informasi yang lengkap dan pertimbangan yang mendalam serta mencerminkan sikap yang tidak bertanggung jawab terhadap Pancasila dan Bahasa Indonesia," ungkapnya, dikutip Pikiran Rakyat Depok dari Antara.
Tak hanya itu, Bamsoet pun menyesalkan hilangnya frasa agama dalam Visi Pendidikan Indonesia yang tercantum dalam Rancangan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035.
Bamsoet pun menyesalkan tidak adanya jejak pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dalam kamus sejarah daring yang diterbitkan dan dikeloloa Kemendikbud.
Juga tak adanya guru bangsa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada kamus tersebut.
"Walaupun Kemendikbud sudah menyatakan akan merevisi PP SNP serta mengoreksi Rancangan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 dan Kamus Sejarah Online, kejadian ini tetap menjadi catatan yang harus mendapat perhatian serius dari Kemendikbud," imbuh Bamsoet.***