Ganjar Bicara Soal Radikalisme, Ricky: Kenapa Kader PDIP Kompak Angkat Isu Itu, Sementara Koruptor Merajalela

- 24 April 2021, 09:21 WIB
Politisi Partai Demokrat, Ricky Kurniawan.
Politisi Partai Demokrat, Ricky Kurniawan. /Twitter.com/@RicKY_KCh.

PR DEPOK – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo baru-baru ini membahas soal radikalisme dan intoleran di lingkungan sekolah.

Menurut Ganjar Pranowo, sikap intoleransi di sekolah atau dunia pendidikan menjadi bahaya laten yang harus diperangi bersama-sama.

Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo dalam diskusi virtual Jateng Edufest 2021 yang digelar Wahid Foundation pada Rabu, 21 April 2021.

Baca Juga: Acungi Jempol Pemerintah Larang WNA India Masuk Indonesia, HNW: Bagaimana dengan WNA dari China?

Pernyataan Gubernur Jawa Tengah terkait radikalisme itu pun kemudian mendapat berbagai tanggapan, salah satunya oleh Deputi Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Ricky Kurniawan Chairul.

Ricky Kurniawan tampak heran dengan kader PDI Perjuangan yang menurutnya terkesan kompak mengangkat isu radikalisme.

Sedangkan isu-isu lain yang tidak kalah penting seperti pelemahan KPK, koruptor yang semakin merajalela, hutang negara, hingga kemiskinan jarang disorot.

Tanggapan tersebut disampaikan Ricky Kurniawan melalui akun Twitter pribadinya @RicKY_KCh pada Kamis, 22 April 2021 silam.

Baca Juga: Sebut KRI Nanggala-402 tak Mungkin Bisa Diangkat, Ronnie Rusli: Terlalu Dalam, Indonesia Gak Punya Kemampuan

Kenapa ya kader PDIP kompak banget mengangkat isu Radikalisme, sementara Pancasila bisa hilang, KPK dikebiri, koruptor merajalela,Hutang ugal2an, kemiskinan meningkat,” ujarnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Cuitan Ricky Kurniawan yang respons pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Cuitan Ricky Kurniawan yang respons pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tangkap layar Twitter.com/@RicKY_KCh.

Sebagai informasi, pada acara Jateng Edufest 2021 itu, Ganjar Pranowo juga menceritakan pengalaman ketika bertemu dengan seorang guru matematika.

Ganjar Pranowo mengatakan guru tersebut membuktikan bahwa pelajaran matematika tidak sulit, tapi yang sulit adalah mengajari anak murid berkata baik, toleran, dan budaya antre.

Baca Juga: Keren, 27 Imam Asal Indonesia akan Diberangkatkan untuk Bertugas di UEA, Ini Daftar Nama-namanya

"Itu persoalan moral yang mesti dibangun saat ini dan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi upaya menyemai toleransi dan perdamaian di lingkungan pendidikan," katanya seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, pada kesempatan tersebut hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.

Nadiem Makarim menyebut intoleransi menjadi tantangan terbesar Indonesia saat ini, termasuk perundungan, dan kekerasan seksual sehingga nilai-nilai toleransi perlu diajarkan sejak dini di lingkungan pendidikan.

Baca Juga: Sebut Menteri yang Dipecat Jokowi Justru Berpretasi, Ali Syarif: Catat Anies Baswedan, Rizal Ramli dan Terawan

Menurut dia, proses pembelajaran siswa didik tidak akan berhasil jika tak didukung dengan iklim pendidikan yang toleran.

Oleh karena itu, Nadiem mengapresiasi inisiatif Wahid Foundation yang mengembangkan Sekolah Damai di empat provinsi sejak 2017, serta mengapresiasi Pemprov Jateng yang telah mendukung Deklarasi Sekolah Damai Pro Toleransi.

Diketahui, sejak 2017, Wahid Foundation berkolaborasi dengan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) mengembangkan Program Sekolah Damai untuk mendukung pendidikan karakter dan memromosikan toleransi, serta perdamaian di lingkungan pendidikan, khususnya sekolah menengah atas di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @RicKY_KCh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x