Network
PR DEPOK - Seorang siswi kelas XI Madrasah Aliyah asal Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah ditemukan tewas di dapur rumahnya.
Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David menyebut pihaknya kini belum bisa memberikan keterangan pasti atas penyebab meninggalnya seorang siswi tersebut.
Menurutnya, kepolisan dari Polres Kudus masih mendalami keterangan dari saksi-saksi yang merupakan pihak keluarga dan tetangga setempat.
Baca Juga: Beda dengan Aurel Hermansyah, Lucinta Luna Akui Ngidam Tinggal di Apartemen Bagus dan Mewah
“Saksi yang dimintai keterangannya baru dari pihak keluarga dan tetangga setempat yang jumlahnya empat orang,” ujar Agustinus dikuti Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Selasa, 11 Mei 2021.
Diketahui, korban yang memiliki inisial Han masih berusia 16 tahun.
Sementara itu, kata Agustinus, jika dilihat dari hasil autopsi sementara, siswi tersebut merupakan korban dugaan pembunuhan.
Menurut Agustinus, dugaan itu karena adanya luka akibat benda tumpul pada bagian kepala dan sayatan benda tajam di tubuh korban.
Luka pada bagian kepala korban tersebut diduga yang mengakibatkan korban meninggal.
Baca Juga: Kebijakan Mudik Buat Bingung Rakyat, Muhaimin Iskandar Usulkan Pemerintah Tolak Seluruh WNA Masuk
Selain itu polisi juga menyatakan adanya upaya pemerkosaan pada korban mengingat di bagian alat vital korban ditemukan luka yang diduga akibat penganiayaan.
Akan tetapi, semua itu belum bisa dipastikan karena menurutnya pihak kepolisian masih harus menunggu hasil autopsi secara resmi dari Tim Forensik bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Tengah.
Selain meminta keterangan saksi, kini Polres Kudus juga menerjunkan tim di lapangan untuk pengembangan terkait sejumlah bukti yang ditemukan.
Diduga pembunuhan terhadap siswi tersebut terjadi pada Rabu 5 Mei 2021 pada pukul 10.00 WIB.
Saat itu korban ditemukan adiknya yang baru pulang dari sekolah. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dapur rumahnya.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, orang tua korban saat kejadian sedang bekerja dan tidak berada di rumah.
Sementara saat itu di rumah hanya ada korban seorang diri, lantaran sang adik yang masih kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah juga tengah sekolah.***
