Keempat, menurut Ahmad, apa yang disampaikan Puan sebagai ketua DPP PDI Perjuangan menunjukkan model pemasaran politik tradisional yang berbasis pada ideologi parpol.
"Di sini parpol ditempatkan sebagai elemen terpenting," katanya.
Maka dari itu, ia menyebutkan, kritik yang disampaikan Wuryanto ke Pranowo agar tidak terlalu ambisius masuk dalam bursa calon presiden 2024 dapat dibaca sebagai peringatan bagi semua kader PDI Perjuangan yang saat ini menjadi pejabat publik.
Kepada kader-kader PDIP yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi, agar lebih mampu ‘memasarkan’ parpolnya, bukan sekedar ‘memasarkan’ dirinya saja.
"Namun, hal itu sepertinya tidak mudah, karena dalam panggung politik lokal dan nasional saat ini, visibilitas profil dan kinerja elit-elit parpol, khususnya yang menjadi pejabat publik di lembaga eksekutif, lebih menonjol, dibandingkan visibilitas kinerja organisasi parpolnya," kata Ahmad.***