PR DEPOK – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta maaf soal laporan kategorisasi penilaian penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta yang sebelumnya masuk kategori terburuk.
"Saya minta maaf atas kesimpangsiuran berita. Indikator ini tidak menjadi penilaian kinerja kota/kabupaten, provinsi. Apalagi tenaga kesehatannya sudah paling baik yang mereka lakukan," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara pada Sabtu, 29 Mei 2021.
Budi mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam melakukan penanggulangan Covid-19, termasuk dalam melaksanakan pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus serta vaksinasi.
Menurutnya, Pemprov DKI termasuk tiga provinsi di Indonesia yang paling agresif dalam melaksanakan program vaksinasi selain Bali dan Yogyakarta.
"Terima kasih kepada Pemda DKI karena vaksinasi lansia tertinggi di DKI, lebih 60 persen. Karena untuk kelompok lansia risikonya lebih besar, pascalebaran semua orang ingin ketemu lansia," katanya.
Budi juga menilai DKI Jakarta unggul dalam hal menyiapkan rumah sakit daerah menghadapi peningkatan jumlah pasien Covid-19.
Baca Juga: Kapal KM Karya Indah Terbakar, Personel Gabungan Berhasil Evakuasi Seluruh Penumpang
Klarifikasi yang disampaikan Menkes itu pun kemudian menuai berbagai tanggapan, salah satunya dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan atau akrab disapa Gus Umar.
Lantas Gus Umar menyinggung para pengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang disebutnya sebagai haters.
“Haters Anies kecewa Gak jadi bully Anies,” ujarnya seperti dikutip dari akun Twitter pribadinya @UmarSyadat_75.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberi nilai E atau yang terburuk kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait kualitas pengendalian pandemi Covid-19 selama pekan epidemiologi ke-20 (16-22 Mei 2021).
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut penilaian kualitas pengendalian pandemi itu berdasarkan pada tingkatan laju penularan dan tingkat kapasitas respon layanan kesehatan di setiap daerah.
"Ada beberapa daerah yang masuk ke kategori D, ada yang masuk kategori E seperti Jakarta, tetapi ada juga yang masih di C artinya tidak terlalu bed occupation rate dan pengendalian provinsinya masih baik," katanya.
Baca Juga: Potterhead Wajib Tahu! Fakta Menarik di Balik Layar Film Harry Potter
Berdasarkan data yang dimilikinya, Dante menjelaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut menunjukkan kapasitas respons yang paling buruk jika dibandingkan dengan daerah lain.
"Atas rekomendasi tersebut, masih banyak yang dalam kondisi terkendali kecuali DKI Jakarta ini kapasitasnya E, karena di DKI Jakarta bed occupation rate (keterisian)-nya sudah mulai meningkat dan kasus tracing-nya juga tidak terlalu baik," ujarnya.***