Network
PR DEPOK - Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali turut menyoroti masalah penonaktifan 51 pegawai yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Awalnya, Shamsi Ali penasaran dengan masalah yang sebenarnya terjadi di lembaga antikorupsi tersebut.
"Sebenarnya ada apa dengan KPK?," kata Shamsi Ali seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @Shamsi Ali pada Senin, 31 Mei 2021.
Kemudian, Shamsi Ali juga mempertanyakan motif dan dalang di balik terjadinya masalah itu.
"Kepentingan apa dan siapa yang bermain?," ucapnya.
Dalam cuitannya itu, Shamsi Ali menyematkan foto salah satu pegawai KPK yang tak lolos TWK dan turut dinonaktifkan, yaitu Giri Suprapdiono.
Dengan latar pengetahuan Giri yang luas terkait wawasan kebangsaan, Shamsil Ali heran dan mempertanyakan kurangnya Giri sehingga dinyatakan tak lolos TWK.
"Apa kurangnya orang seperti ini dalam Kebangsaan?," ujar Shamsi Ali menambahkan.
Diketahui sebelumnya, lembaga KPK belakangan ini memang tengah menjadi sorotan publik akibat dinonaktifkannya 51 pegawai KPK yang tak lolos TWK.
Keputusan tersebut berhasil membuat publik geram hingga melayangkan berbagai kritikan dan protes.
Baca Juga: Jawa Barat Raih Penghargaan WTP, Ridwan Kamil: Ini yang ke Sepuluh Kali Berturut-turut
Pasalnya beberapa pegawai yang dinonaktifkan itu merupakan pihak yang tengah menangani kasus-kasus korupsi besar.
Salah satu yang dinonaktifkan adalah Direktur Sosialisasi Antikorupsi KPK, Giri Suprapdiono.
Giri sendiri diketahui merupakan pengajar wawasan kebangsaan di beberapa lembaga seperti Lemhannas, Sesko Angkatan Darat, Sespim Polri hingga Dewan Ketahan Nasional.
Namun ironisnya, Giri malah dinyatakan tak lolos tes wawasan kebangsaan oleh KPK dan juga dinonaktifkan dari jabatannya.***
